Jenis Inflasi Menurut Penyebab Awalnya



Jenis Inflasi Menurut Penyebab Awalnya [image by www.liputan6.com],
Jenis Inflasi Menurut Penyebab Awalnya ~ Istilah inflasi merupakan lawan dari istilah deflasi. Inflasi adalah suatu keadaan ketikaharga-harga secara umum dalam keadaan naik terus-menerus dan jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan sehingga nilai uang turun terhadap barang. (Baca : Pengertian atau Defenisi dari Inflasi Dan Deflasi)

Inflasi mempunyai beberapa jenis atau macam, jenis inflasi tersebut dikelompokkan dalam tiga alasan, diantaranya jenis inflasi menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, menurut penyebab awal inflasi, dan berdasarkan asal inflasi.

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas jenis inflasi berdasarkan tingkat keparahan atau laju inflasi, dimana terdapat 4 jenis inflasi didalamnya, yaitu Inflasi ringan (creeping inflation), Inflasi sedang, Inflasi berat,dan Hiperinflasi. (Baca : Macam-Macam Inflasi Menurut Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi) Berikut ini akan diuraikan jenis inflasi lainnya menurut penyebab awalnya.

1. Inflasi tarikan permintaan ( demand pull inflation.)


Adalah inflasi yang disebabkan adanya kenaikan permintaan. Kenaikan permintaan ini sering dinamakan kelebihan permintaan. Kenaikan permintaan masyarakat akan barang-barang dan jasa ini bisa disebabkan oleh:
  • Bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang baru;
  • Bertambahnya investasi swasta karena adanya kredit murah; dan
  • Bertambahnya permintaan barang-barang ekspor.
Apabila permintaan barang-barang tersebut bertambah terus-menerus, sedangkan seluruh faktor-faktorproduksi sudah sepenuhnya digunakan maka hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga. Kenaikan harga yang secara terus-menerus inilah yang disebut inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan permintaan inilah yang dinamakan inflasi tarikan (Demand Pull Inflation).

2. Inflasi dorongan ongkos produksi (cost push inflation)
Adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan ongkos produksi, maksudnya adalah adanya kenaikan ongkos produksi, misalnya adanya kenaikan upah maka ada kecenderungan produksi akan menurun dan diikuti oleh kenaikan harga.

3. Inflasi permintaan dan penawaran


Jika Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation terjadi secara bersama-sama maka akan timbul yang dinamakan inflasi permintaan dan penawaran yaitu bahwa terjadinya kenaikan permintaan diikuti dengan terjadinya penurunan produksi, sehingga adanya kedua peristiwa ini mengakibatkan harga akan naik terus-menerus.

Sumber pustaka : Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X / penulis, Yuli eko. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Baca juga ini:

Materi Lainnya:

3 Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)



3 Pendekatan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) [image by www.slideshare.net],

Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai.


Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu menggunakan data-data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau akan diambil dapat dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya.

Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB kabupaten/kota menurut lapangan usaha (Industrial Origin). Penghitungan PDRB diperoleh melalui tiga pendekatan :

1. Pendekatan Produksi

Dalam pendekatan ini PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit produksi dalam penyajiannya dikelompokkan dalam 9 sektor atau lapangan usaha yaitu:

  • Pertanian.
  • Pertambangan dan Penggalian.
  • Industri Pengolahan.
  • Listrik, Gas, dan Air Bersih.
  • Bangunan.
  • Perdagangan, Hotel, dan Restoran.
  • Pengangkutan dan Komunikasi.
  • Jasa Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.
  • Jasa-jasa.
2. Pendekatan Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan, PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan terakhir, yaitu:
  • Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.
  • Konsumsi pemerintah.
  • Pembentukan modal tetap domestik bruto.
  • Perubahan stok.
  • Ekspor neto, dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor.
3. Pendekatan Pengeluaran

Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung neto.

Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk domestik bruto merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor (lapangan usaha).

Dari 3 pendekatan tersebut secara konsep jumlah pengeluaran tadi harus sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. Selanjutnya produk domestik regional bruto yang telah diuraikan di atas disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar, karena mencakup komponen pajak tidak langsung neto.

Dikutip dari : Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X / penulis, Yuli eko. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya: