Pengertian Logat, Bahasa Pedagang (Shoptalk), Kolokuial (Colloquial), dan Sirkomlokusi (Circumlocution) Beserta Contohnya



Ilustrasi berbincang [image by cantik.tempo.co], 

Logat, Bahasa Pedagang, Kolokuial, dan Sirkomlokusi merupakan termasuk bahasa yang masuk kedalam bahasa rakyat, dimana bahasa rakyat ini merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari yang menyimpang atau berbeda dari bahasa baku.


Berikut ini pengertian dari keempat bahasa tersebut beserta contohnya.
1. Logat

logat atau dialek adalah gaya bahasa suatu daerah di Indonesia. Misalnya, logat bahasa Jawa Indramayu yang merupakan campuran bahasa Jawa dan bahasa Sunda, logat bahasa Sunda dari Banten, logat bahasa Jawa Cirebon, dan logat bahasa Sunda Cirebon.

2. Bahasa Pedagang (Shoptalk)

Bahasa pedagang adalah ragam bahasa yang digunakan di kalangan pedagang untuk melakukan transaksi. Di Jakarta, bahasa pedagang yang digunakan di pasar-pasar berasal dari istilah yang dipinjam dari bahasa Mandarin dari suku bangsa Hokkian. Misalnya, istilah-istilah harga suatu barang, seperti jigo (dua puluh lima rupiah), cepek (seratus rupiah), dan cetiau (sejuta).

3. Kolokuial (Colloquial)

Kolokuial adalah bahasa-bahasa sehari-hari yang menyimpang dari bahasa konvensional. Misalnya, bahasa sehari-hari yang digunakan para remaja di Jakarta, seperti jomblo (tidak punya pacar), tajir (kaya), dan jutek (judes), garing (membosankan), jaim (jaga wibawa), jayus (kuno), culun (lugu), dan jeti (juta). Fungsi kolokuial digunakan untuk menambah keakraban dalam pergaulan remaja.

4. Sirkomlokusi (Circumlocution)

Sirkomlokusi adalah ungkapan tidak langsung yang digunakan untuk menyebutkan suatu benda atau suatu tempat. Contoh sirkomlokusi adalah penyebutan istilah harimau yang hidup di suatu hutan dengan istilah eyang (kakek) dalam masyarakat Jawa dan datuk (kakek) di kalangan masyarakat Jambi. Penggunaan sirkomlokusi nama binatang tersebut digunakan untuk menghindari terkaman harimau apabila seseorang akan berjalan melewati hutan.

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, harimau di hutan tidak akan menerkam manusia apabila dipanggil kakek. Masyarakat Jawa meyakini bahwa seorang kakek tidak akan melukai dan membunuh cucunya sendiri. Di kalangan orang Bali juga terdapat kepercayaan untuk tidak mengucapkan beberapa istilah tertentu selama panen.

Jika dilanggar, maka penyebutan istilah yang dilarang tersebut akan mengakibatkan kegagalan panen. Oleh karena itu, digunakan kata-kata sirkomlokusi. Misalnya, penggunaan istilah kutu sawah untuk menggantikan kata kerbau, monyet diganti dengan istilah kutu dahan, dan istilah ular diganti dengan si perut panjang.

Sumber Referensi: Khazanah Antropologi 1 : untuk kelas XI SMA dan MA / Penulis, Siany L, Atiek Catur. B.; illustrator, Anik .—Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

0 Response to "Pengertian Logat, Bahasa Pedagang (Shoptalk), Kolokuial (Colloquial), dan Sirkomlokusi (Circumlocution) Beserta Contohnya"

Post a Comment