Komponen dan Spesifikasi Mesin Pengering Padi atau Gabah (paddy dryer) | simpleNEWS05



Komponen dan Spesifikasi Mesin Pengering Padi atau Gabah (paddy dryer)

Mesin pengering padi atau paddy dryer tipe vertical circulation merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk mengeringkan gabah hasil panen padi. Mesin ini bekerja dengan menurunkan kadar air yang ada pada gabah tersebut  dengan menghembuskan udara panas ke dalam wadah yang berisi gabah secara terus menerus hingga kadar airnya berkurang seperti yang diinginkan.


Komponen-komponen yang terdapat pada mesin pengering padi atau gabah ini yaitu Elevator, Pemasukan gabah (paddy input), Ruang penampungan sementara gabah, Kotak pengering(drying box), Blower atau Fan, Burner, serta yang terakhir yaitu Pengeluaran gabah kering (paddy output).

Spesifikasi teknik dari mesin pengering padi atau gabah antara lain Motor Penggerak mesin menggunakan Jenis Multi Silinder 4 Tak berbahan bakar Solar, banyaknya daya yang diperlukan yaitu Minimum 30 KVA, Kapasitas tangki bahan bakarnya minimal 150 liter, dan untuk perlengkapan lainnya berupa Radiator cooling, electric starter engine panel dan generator control panel.

Rangka Bucket Elevator terbuat dari Plat baja dengan tebal minimal 1,5 mm, sedangkan untuk Bucketnya terbuat dari Plastik poliprofilon/ Nilon ukuran minimal 8”. Pemasukan gabah (Paddy input) Dengan bantuan mekanis dengan saringan bergerak untuk memudahkan pemasukan gabah basah yang kerangkanya terbuat dari Besi siku dan besi bantangan bulat dengan Daya  Maksimum 2 HP.

Untuk kontruksi dinding kotak Pengering (Drying box) terbuat dari Plat baja UNP 66 dengan tebal minimum 1,5 mm, dan dilengkapi dengan penguat besi siku 3 x mm, sementara itu daya tampungnya  Minimum 8 – 10 ton untuk sekali proses.

Seluruh instalasi listrik yang terdapat pada mesin ini terangkai dalam satu sistem dari ruang disel generating set sampai pada semua mesin dryer dengan kabel yang berdiameter memadai dan bermutu. Laju atau kecepatan pengeringan jika menggunakan mesin ini yaitu untuk Padi laju pengeringannya antara 0,8 – 1,2 % per jam, sedangkan pada  Jagung  antara 2 - 2,5 % per jam. Untuk Keseragaman kadar air yaitu Maksimum 1,5 %, Suhu tumpukan gabah Maksimum 43 Derajar Celcius.

Mesin pengering ini juga dilengkapi dengan beberapa perlengkapan lainnya seperti Sensor kelebihan muat, penghenti waktu, tombol tekanan udara, pemadam kebakaran, pengontrol suhu otomatis, pengontrol kelembaban otomatis, panel kontrol, pengukur kadar air.


Materi Lainnya:

Bagian-Bagian dan Spesifikasi Mesin Perontok Padi (Power Thresher) | simpleNEWS05



Bagian-Bagian dan Spesifikasi Mesin Perontok Padi (Power Thresher)

Mesin Perontok Padi (Power Thresher) merupakan alat atau mesin yang digunakan untuk merontokkan biji padi dari tangkainya, mesin ini sangat bermanfaat sekali untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan petani dalam hal panen.


Sebelum adanya mesin atau alat perontok padi ini, para petani menggunakan cara manual untuk memisahkan antara biji padi dengan tangkainya. Untuk itu marilah kita lebih mengenal lagi tentang bagian-bagian serta Spesifikasinya.

Pada mesin atau alat perontok biji padi (Power Theresher) ini dilengkapi dengan Hopper tempat memasukkan tangkai padi, terdapat pula Drum perontok padi yang akan merontokkan padi dari tangkainya, selanjutnya Belt transmisi, Blower (Kipas), Rumah / kerangka perontok, Motor penggerak diesel berbahan bakar bensin, dan yang terakhir Roda untuk mobilitas.

Spesifikasi Teknis Dari mesin perontok biji padi ini yaitu Motor Penggerak dengan model Silinder 4 Langkah berbahan bakar solar (diesel), Daya atau putaran dari motor atau diesel ini berkecepatan 6 – 8 HP/ 2200 – 2400 rpm. Mesin ini juga dilengkapi dengan Sistem pendingin mesin berupa Radiator, Sistem kompresi yang dipakai yaitu Direct injection.

Unit mesin perontok padi ini mempunyai dimensi panjang Panjang 1.500 – 1.800 mm, Lebar 900 – 1.300 mm, dan Tinggi : 1.100 – 1.500 mm. Sedangkan berat alat atau mesin ini tanpa menggunakan mesin yaitu maksimum 100 kg.

Untuk bahan konstruksi atau pembuat dari mesin ini Besi siku 40x40 mm dengan tebal 3 mm untuk kerangka, Plat baja tebal minimum 1,0 mm untuk dinding alat, Plat baja setebal min 2,0 mm untuk Penutup selinder, dan Kawat baja/besi bekel 6 mm untuk Saringan.

Sementara itu untuk Selinder perontok Diameter antara 280 – 320 mm, Jumlah gigi perontok sebanyak 8 – 12 buah per baris, dengan Lebar silinder antara 650 – 750 mm, Tinggi gigi perontok antara 65 – 75 mm, dan Jarak antara gigi perontok sekita 50 – 70 mm. Putaran poros silinder perontok tersebut antara 600 – 700 rpm.


Materi Lainnya:

Bagian-Bagian Dari Mesin Penggorengan Hampa Udara (Vacum Fryer)



Bagian-Bagian Dari Mesin Penggorengan Hampa Udara (Vacum Fryer)

Setelah kita mengetahui manfaat dan cara kerja dari mesin penggorengan hampa udara ini maka saatnya kita perlu juga untuk mengetahui bagian-bagian dasar yang terdapat pada mesin penggorengan hampa udara (Vacum Fryer).


Pada dasarnya mesin penggorengan hampa udara terdiri dari 3 bagian, yaitu Tabung penggorengan, pemanas, dan control suhu, serta perangkat pemvakuman yang dapat berupa pompa vakum atau berupa water jet system. Berikut ini kami akan uraikan satu per satu dari ketiga bagian mesin penggorengan hampa udara ini yang telah kami dapat dari berbagai sumber di internet.

Tabung Penggorengan

Tempat atau tabung penggorengan, harus dirancang untuk memenuhi 3 kondisi, yaitu bisa digunakan untuk menaruh minyak goreng dan bahan yanag akan digoreng, tahan terhadap panas dan bisa menyalurkan panas dengan baik, dan yang ketiga tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk divakumkan.

Tempat penggorengan itu dibuat dari bahan logam, karena tahan panas dan kedap zat cair (minyak goreng), dan buat konstruksinya tertutup rapat sehingga bisa divakumkan.

Pemanas dan Kontrol Suhu

Pemanas tidak boleh hanya bisa menghasilkan panas, tapi harus bisa menghasilkan panas yang stabil. Di sisi lain, karena suhu yang dibutuhkan untuk memasak berbeda – beda antara satu bahan dengan bahan lain, tergantung teknik dari sang juru masak, maka selain stabil, suhu dari pemanas ini juga harus bisa diatur sesuai keinginan.

Perangkat Pemvakuman (water jet system)

Water jet system menggunakan pompa air biasa yang dihubungkan sedemikian rupa dengan perangkat lain sehingga bisa menyedot habis udara dalam ruang tertutup sebagaimana pompa vakum. Kelebihan dari sistem water jet ini adalah biaya produksi yang lebih rendah, sedang kekurangannya adalah konstruksi akhir mesin vacuum fryer yang lebih besar karena sistem water jet membutuhkan bak air sebagai bagian dari sistem pemvakumannya.


Materi Lainnya:

Bagian-Bagian Dari Mesin Stone Crusher



Bagian-Bagian Dari Mesin Stone Crusher

Sudah kita ketahui dalam artikel sebelumnya mengenai penjelasan dan fungsi mengenai mesih Stone Crusher atau Mesin Pemecah Batu, serta sebelumnya kita juga telah mengetahui tentang tipe-tipe dari Mesin Stone Crusher yang biasa digunakan dalam proses atau tahap pemecahan tahap pertama (Primary Crusher), Tahap kedua (Secondary Crusher) dan Tahap ketiga (Tertiary Crusher).


Sekarang waktunya kita perlu mengetahui juga mengenai bagian-bagian utama dari mesin Stone Crusher tersebut. Pada umumnya Mesin Stone Crusher terdiri dari lima bagian penting, setiap bagian-bagian ini mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam sebuah mesin.

Bagian-bagian ini dimaksudkan untuk mengatur dan menyalurkan material-material yang masuk atau juga material-material hasil pemecahan yang telah dipisah-pisahkan menurut gradasinya. Bagian-bagian crusher tersebut antara lain yaitu :

1. Feeder dan Hopper

 Fedeer dan hopper adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang  berfungsi mengatur aliran dan pemisah bahan – bahan serta penerima bahan baku  (raw material). Fungsi utama feeder adalah mengatur aliran bahan batuan yang  masuk kedalam pemecah batu. Beberapa tipe dari feeder antara lain :

  • Appron feeder, umumnya dipakai untuk batuan yang akan dimasukkan ke  dalam primary crusher. Feeder ini direncanakan sebagai heavy duty  construction untuk menahan beban kejut dari batuan yang ditumpahkan.
  • Reciprocating plate feeder (plat pengumpan bolak – balik), biasanya  dipakai untuk material yang diambil dari gravel pit, material ini umumnya  berukuran kecil yang kadang – kadang tidak perlu pemecahan sehingga  harus dikelurkan dari material yang besar.  10
  • Grizzly feeder (saringan pemisah pertama), hampir sama dengan appron  feeder, hanya diberikan penambahan untuk sekedar memilih ukuran batu  yang akan dipecahkan. Pada feeder jenis ini, butiran – butiran yang  ukurannya lebih kecil dari ukuran rongga pada rantai feeder akan  berjatuhan keluar.
  • Chain feeder, pada chain feeder batu masuk karena berat sendiri melalui  suatu penyalur.
2. Scalping Unit (saringan kisi – kisi)

Scalping unit sering dipakai sebagai lanjutan feeder, scalping unit ini  berupa kisi – kisi (grid) yang diam (stationery) atau bergetar (vibratiory motion).

3. Grizzly Bar (batang – batang pemisah)

Grizzly bar juga dipakai pada scalping unit, konstruksinya berupa batang –  batang (bars) besi paralel yang satu sama lainnya diberi jarak antara, dipasang  miring ke arah pit sehingga batu yang ukurannya lebih besar dari jarak antara  batang – batang tadi hanya akan melewatinya, tidak masuk ke dalam crusher.  Jarak antara batang – batang besi tadi dapat diatur sesuai dengan ukuran batu  (feed) yang diinginkan oleh primary crusher.

4. Conveyor atau Bucket Elevator

Adalah komponen dari peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk  memindahkan material secara langsung dalam suatu proses dari satu unit ke unit  lain. Fungsi conveyor pada peralatan pemecah batu biasanya terdiri dari unit joint  conveyor (fungsi penyambung atau perantara), discharge conveyor  (mendistribusikan ke stock pile), feed conveyor (fungsi pemasok), return conveyor  (fungsi balik untuk dipecah lagi).

5. Bin dan Hopper Bawah

Adalah komponen pada peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk  menampung sementara, atau sebagai container yang besar untuk penyimpanan  material permanen dari material dari stock pile.


Materi Lainnya:

Pengertian Dan Fungsi Mesin Stone Crusher | simpleNEWS05



Pengertian Dan Fungsi Mesin Stone Crusher

Mesin Stone Crusher atau dalam bahasa Indonesianya disebut Mesin Pemecah batu merupakan sebuah mesin yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan pertambangan untuk memecahkan batuan-batuan alam yang berukuran besar menjadi ukuran kecil dan sesuai dengan yang akan dibutuhkan.


Salah satu contohnya yaitu pada pengerjaan pengaspalan sebuah jalan pasti dibutuhkan bahan-bahan untuk pencampuran dari aspal tesebut, salah satu bahannya yaitu kerikil. Kerikil yang dibutuhkan untuk pencampuran tersebut biasanya diambil dari batuan alam yang ukurannya besar sehingga diperlukan perlakuan khusus yaitu pemecahan terhadap batu tersebut agar dapat dimanfaatkan dalam campuran aspal.

Disinilah mesin pemecah batu atau Stone Crusher bekerja, mesin ini yang akan memecahkan batuan-batuan tersebut sesuai dengan ukuran yang diharapkan. Dari penjelasan singkat diatas maka dapatlah kita ketahui bahwa Stone Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan-batuan yang ukurannya besar menjadi batuan yang ukurannya lebih kecil sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Pada pengerjaan Pemecahan (Crushing) biasanya diperlukan beberapa kali tahapan pemecahan, berikut ini tahapan-tahapan pengerjaan Crushing beserta alat yang digunakan, yaitu :
  1. Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary crusher.
  2. Pemecahan tahap kedua oleh secondary crusher.
  3. Pemecahan – pemecahan selanjutnya jika ternyata diperlukan, oleh tertiary crusher

Materi Lainnya:

Penjelasan Mengenai Biaya Variabel (VC = Variabel Cost) | simpleNEWS05



Penjelasan Mengenai Biaya Variabel (VC = Variabel Cost)

Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Jadi, biaya ini dipengarhi oleh jumlah produksi. Makin banyak jumlah barang yang dihasilkan makin tinggi biaya variabelnya. Biaya variabel dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.


1. Biaya variabel total (TVC = total variabel cost).

Biaya variabel total adalah seluruh biaya variabel yang harus dikeluarkan selama memproduksi barang dalam jumlah tertentu.

2. Biaya variabel rata-rata (AVC = average variabel cost).

Biaya variabel rata-rata adalah biaya variabel yang dikeluarkan per unit barang.


Materi Lainnya:

Penjelasan Mengenai Biaya Tetap (FC = Fixed Cost) | simpleNEWS05



Penjelasan Mengenai Biaya Tetap (FC = Fixed Cost)

Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Artinya, biaya yang dikeluarkan tidak berubah berapa pun jumlah barang yang dihasilkan perusahaan. Produksinya sedikit atau banyak, biaya ini tetap harus dikeluarkan sama besarnya.


Termasuk biaya tetap adalah gaji direktur, sewa tanah, dan membayar bunga pinjaman dari bank. Biaya tetap dibagi menjadi dua sebagai berikut.

1. Biaya tetap total (TFC = total fixed cost)
Biaya tetap total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan (dalam jumlah yang sama) selama memproduksi jumlahtertentu.
2. Biaya tetap rata-rata (AFC = average fixed cost)

Materi Lainnya:

Penjelasan Mengenai Biaya Produksi (Cost)



Penjelasan Mengenai Biaya Produksi (Cost)

Dalam ilmu ekonomi, biaya produksi diartikan sebagai semua pengorbanan yang perlu untuksesuatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dengan demikian, dalam pengertian ini ada empat nsur yang perlu diperhatikan sebagai berikut.


1. Pengorbanan

Pengorbanan yang sesungguhnya adalah pemakaian faktor-faktor produksi atau sumber-sumber ekonomi, sepertibahan-bahan yang habis dipakai, waktu dan tenaga yang dicurahkan, peralatan da mesin yang terpakai, upah karyawan yang harus dibayar, dan sebagainya.

2. Pengorbanan yang Perlu Untuk Produksi

Yang dihitung sebagai biaya hanyalah pengorbanan yang perlu saja, artinya yang tidak dapat dihindari. Jadi, pemborosan bahan atau waktu yan sebenarnya tidak ikut dihitung sebagai biaya.

3. Dinilai Dalam Uang

Semua biaya produksi dinilai dengan uang. Pengeluaran yang memang harus dibayar dengan uang, seperti membeli bahan-bahan atau gaji pegawai, sudah dengan sendirinya termasuk perhitungan biaya. Akan tetapi, dapat terjadi bahwa ada hal-hal yang sebenarnya termasuk biaya produksi tetapi tidak dibayar dengan uang.

4. Menurut Harga Pasar yang Berlaku

Oleh karena biaya harus dinilai dengan dalam uang, nilai atau harga yang dipakai adalah harga pasar yang berlaku, bukan dengan harga yang dulu telah dibayar untuk membeli bahan atau barang tersebut.


Materi Lainnya: