Pengertian Biocycle Darat, Biocycle Air Tawar, dan Biocycle Air Asin



Biocycle [image by greeners.co], 
Pada umumnya para ahli biologi mengklasifikasikan tumbuhan menjadi 5 kelompok besar, yaitu Schizophyta (tumbuhan bersel satu), Thallophyta (tumbuhan jenis talas-talasan), Pteridophyta (tumbuhan jenis paku-pakuan), Bryophyta (tumbuhan jenis lumut), dan Spermatophyta.

Tumbuh-tumbuhan tersebut tersebar di tiga biocycle atau lingkungan muka bumi, yaitu biocycle darat, biocycle air tawar (wilayah perairan darat), dan biocycle air asin (wilayah laut).
Baca juga informasi lainnya yang berhubungan dengan Lingkungan dibawah ini:
1. Biocycle Darat
biocycle darat merupakan lingkungan yang menjadi penyebaran tumbuhan khas daratan. Tumbuhan yang menutupi wilayah darat sangat bervariasi, baik ragam maupun jumlahnya. Wilayahnya tersebar mulai dari zona pantai sampai ke pegunungan, mulai dari kawasan khatulistiwa sampai wilayah kutub. Biocycle darat terdiri atas lingkungan hutan, lingkungan sabana, lingkungan padang rumput, lingkungan gurun.

2. Biocycle Air Tawar
biocycle air tawar merupakan lingkungan yang menjadi penyebaran tumbuhan-tumbuhan yang hidup di perairan darat atau air tawar. Biocycle air tawar terdiri atas lingkungan sungai, danau, kolam, rawa atau paya-paya. Contoh jenis tumbuhan yang menjadi komponen ekosistem air tawar antara lain, selada air, bunga teratai, dan eceng gondok. Selain itu, hidup beberapa jenis lumut dan ganggang.

3. Biocycle Air Asin
biocycle air asin merupakan lingkungan yang menjadi penyebaran tumbuhan yang tumbuh disekitar wilayah laut atau perairan air asin. Biocycle air asin sebagian besar terbentang mulai dari zona pantai sampai wilayah perairan laut yang masih tertembus sinar matahari (zona fotik). Hal ini sangat berkaitan dengan proses fotosintesis tumbuhan yang membutuhkan sinar matahari.

Beberapa jenis flora yang hidup di lingkungan perairan laut, antara lain alga biru, alga merah, dan rumput laut. Adapun yang hidup di sekitar pantai, antara lain kelapa, pandan pantai, hutan bakau (mangrove), nipah, rumbia, dan beberapa jenis rerumputan khas pantai. Berikut ini disajikan perwilayahan biota air laut.

Sumber referensi: Geografi 2 Membuka Cakrawala Dunia : untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial / penulis, Bambang Utoyo ; penyunting, Paula Susanti. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengelompokkan Jenis Tumbuhan Berdasarkan Tingkat Kelembapan Lingkungannya



Tanaman gurun [image by medium.com],  
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi, salah satunya adalah faktor kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi.

Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi. Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
Baca juga informasi lainnya yang berhubungan dengan Lingkungan dibawah ini:
  1. Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup yang kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis rumput gurun.
  2. Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan).
  3. Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang basah, seperti eceng gondok, selada air, dan teratai.
  4. Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim muson tropis, seperti pohon jati.
Sumber referensi: Geografi 2 Membuka Cakrawala Dunia : untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial / penulis, Bambang Utoyo ; penyunting, Paula Susanti . -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

3 Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Interaksi Antar Wilayah Desa dan Kota Menurut Edward Ullman



Gambar kota dan desa - wayankrish.blogspot.com

Hampir tidak mungkin untuk memisahkan antara Desa dan Kota, dari dulu kedua wilayah ini saling membutuhkan sehingga terjalin interaksi antar keduanya. Hal yang paling kentara ialah hasil pertanian berupa bahan makanan dipasok dari desa untuk dibawa ke kota.


Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya interaksi antara wilayah khususnya desa dan kota yang dikemukakan oleh Edward Ullman. Edward Ullman mengemukakan bahwa ada tiga faktor utama yang mendasari atau mempengaruhi timbulnya interaksi antarwilayah, yaitu sebagai berikut.

1. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity)

Adanya hubungan wilayah yang saling melengkapi dimungkinkan karena adanya perbedaan wilayah dalam ketersediaan dan kemampuan sumber daya. Di satu pihak ada wilayah yang surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan sumber daya seperti hasil tambang, hutan, pertanian, barang industri, dan sebagainya. Keadaan ini mendorong terjadinya interaksi yang didasarkan saling membutuhkan.

2. Adanya kesempatan untuk saling berintervensi (interventing opportunity)

Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi antarwilayah atau dapat menimbulkan suatu persaingan antarwilayah. Sebagai contoh, antara wilayah A dan B sangat mungkin terjali hubungan timbal balik, sebab A kelebihan sumber daya X dan kekurangan sumber daya Y, sedangkan keadaan di B sebaliknya.

Namun karena kebutuhan masing-masing wilayah itu secara langsung telah dipenuhi oleh wilayah C, maka interaksi antara wilayah A dan B menjadi lemah. Dalam hal ini wilayah C berperan sebagai alternatif pengganti suatu sumber daya bagi wilayah A atau wilayah B.

3. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (spatial transfer ability)

Faktor lainnya yang mempengaruhi pola interaksi antarwilayah ialah adanya kemudahan pemindahan dalam ruang, baik proses pemindahan manusia, barang, maupun informasi. Adanya kemudahan pemindahan dalam ruang sangat bergantung pada hal-hal berikut:

  • jarak mutlak dan relatif antarwilayah;
  • biaya angkut atau transport untuk memindahkan manusia, barang, dan informasi dari satu tempat ke tempat lain;
  • kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antarwilayah, seperti kondisi jalan, relief wilayah, jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi, dan sebagainya.
Sumber referensi: Memahami Geografi 3 SMA/MA : Untuk Kelas XII, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Sosial / Oleh Bagja Waluya ; editor, Gurniwan Kamil Pasya ; illustrator, Tim Redaksi. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Penjelasan Tentang Warna Pada Peta



Peta [image by club.iyaa.com], 

Pasti teman-teman pernah melihat peta, apakah itu peta yang terdapat pada buku peta (atlas) atau peta yang biasa ditempel pada dinding-dinding kelas disekolahmu. Pada umumnya kebanyakan peta mempunyai warna-warna yang membedakan antara daerah perairan dan daratan, dataran tinggi atau dataran rendah.

Banyak makna atau arti yang dapat kita ketahui dari adanya warna pada peta tersebut, penggunaan simbol warna untuk kenampakan geografis pada peta . Misalnya, penggunaan warna hijau pada peta rupa bumi berbeda maknanya jika digunakan pada peta iklim.

Berikut ini dijelaskan secara singkat penggunaan warna pada peta:
  1. Kenampakan hipsografi atau relief muka bumi, menggunakan warna dasar coklat, dari coklat muda sampai coklat tua. Makin tua warna coklat makin tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut. Lihat pada contoh peta di atas, warna coklat tua digunakan untuk daerah pegunungan.
  2. Kenampakan hidrografi atau wilayah perairan (sungai, danau, laut), menggunakan warna dasar biru, dari biru muda (hampir putih) sampai biru tua (kehitaman). Makin tua warna biru makin dalam letak suatu tempat dari permukaan air laut. Perhatikan contoh peta, warna biru muda digunakan untuk laut dangkal dan warna biru tua untuk laut dalam.
  3. Kenampakan vegetasi (hutan, perkebunan), menggunakan warna dasar hijau. Warna hijau juga digunakan untuk menggambarkan wilayah dataran rendah.
  4. Kenampakan hasil budaya manusia (misal; jalan, kota, pemukiman, batas wilayah, pelabuhan udara), menggunakan warna merah dan hitam. Jalan raya dan kota biasanya digambarkan dengan simbol berwarna merah. Jalan kereta api, batas wilayah dan pemukiman, biasanya digambarkan dengan simbol berwarna hitam.
  5. Warna putih pada peta juga digunakan untuk menggambarkan kenampakan es di permukaan bumi, misalnya es di kutub utara dan selatan pada Peta Dunia.

Penggunaan simbol warna pada peta akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi, penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum.

Contohnya: untuk laut atau danau digunakan warna biru; untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat; untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau; daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 - 3000 meter) digunakan warna coklat tua; Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 – 200 meter dari permukaan laut digunakan warna hijau.

Sumber referensi: Memahami Geografi 3 SMA/MA : Untuk Kelas XII, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Sosial / Oleh Bagja Waluya ; editor, Gurniwan Kamil Pasya ; illustrator, Tim Redaksi. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengertian Peta Umum dan Peta Khusus



Peta umum - habibullahurl.com

Peta merupakan salah satu media untuk mengetahui letak suatu tempat di permukaan bumi. Selain untuk mengetahui lokasi, peta juga dapat digunakan untuk analisis wilayah yang diterangkan dalam jenis peta tematik. Saat ini fungsi peta sudah mulai digeser oleh adanya aplikasi Google Map.


Istilah peta diambil dari bahasa Inggris yaitu map. Kata itu berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Menurut ICA (International Cartographic Association), peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Menurut isinya, peta dibedakan atas peta umum dan peta khusus.

Peta umum, adalah peta yang menggambarkan seluruh penampakan yang ada di permukaan bumi, baik bersifat alamiah (misalnya sungai, danau, gunung, laut, hutan, dan lain-lain) maupun budaya atau buatan manusia (misalnya: batas wilayah, jalan raya, kota, pelabuhan udara, perkebunan, dan lain-lain). Contoh peta umum antara lain: peta dunia, peta korografi, peta rupa bumi dan peta topografi.

Peta khusus - news.okezone.com

Peta khusus disebut pula peta tematik, adalah peta yang menggambarkan atau menyajikan informasi penampakan tertentu (spesifik) di permukaan bumi. Pada peta ini, penggunaan simbol merupakan ciri yang ditonjolkan sesuai tema yang dinyatakan pada judul peta. Beberapa contoh peta tematik antara lain: peta iklim, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran penduduk, dan lain-lain.

Sumber referensi: Memahami Geografi 3 SMA/MA : Untuk Kelas XII, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Sosial / Oleh Bagja Waluya ; editor, Gurniwan Kamil Pasya ; illustrator, Tim Redaksi. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengertian Wilayah Homogen, Wilayah Nodal, Wilayah Perencanaan, dan Wilayah Administrasi



Ilustrasi, [image by edukasicenter.blogspot.com], 
Wilayah merupakan suatu daerah yang mempunyai ciri-ciri atau kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan wilayah lainnya. Misalnya daerah tersebut terdapat kegiatan ekonomi, pola pertanian, kegiatan pertambangan dan lain sebagainya.

Jika ditinjau berdasarkan ciri-ciri umumnya, wilayah dapat dibedakan menjadi empat (4) macam yaitu wilayah homogen, wilayah nodal, wilayah perencanaan, dan wilayah administrasi.

1. Wilayah Homogen
Wilayah homogen merupakan wilayah yang memiliki satu parameter dengan sifat atau ciri yang hampir sama. Misalnya wilayah yang memiliki kesamaan di sektor ekonomi, seperti daerah yang memiliki tingkat produksi dan konsumsi yang sama, daerah yang memiliki kesamaan kondisi geografis, misal wilayah pertanian, sabana, atau padang rumput.

2. Wilayah Nodal


Wilayah nodal merupakan wilayah yang secara fungsional memiliki sifat saling ketergantungan antara daerah pusat dengan daerah di sekitarnya. Besarnya ketergantungan antara pusat dan daerah dapat dilihat dari faktor produksi, penduduk, barang, dan jasa, maupun perhubungan di antara keduanya. Contoh, wilayah nodal adalah kota.

3. Wilayah Perencanaan
Wilayah perencanaan dapat diartikan sebagai wilayah yang menggambarkan kesatuan-kesatuan keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  • Masyarakat yang berada di wilayah perencanaan mempunyai kesadaran terhadap permasalahan yang dihadapi daerahnya.
  • Memiliki kemampuan untuk merubah industri yang dilaksanakan sesuai dengan tenaga kerja yang tersedia.
  • Menggunakan salah satu model perencanaan.
  • Memiliki setidaknya satu pusat pertumbuhan.


Contoh dari wilayah perencanaan antara lain sebagai berikut.
  • Perencanaan wilayah daerah aliran sungai (DAS), dalam perencanaan suatu DAS harus dikelola secara menyeluruh mulai dari hulu sampai hilir karena pengelolaan di hulu akan berakibat di hilir.
  • Wilayah Jabotabek, merupakan wilayah perencanaan dalam pembangunan dari segi fisik dan ekonomi di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
4. Wilayah Administrasi
Wilayah administrasi merupakan wilayah yang mendasarkan pada kepentingan administrasi pemerintahan dengan batas yang telah ditentukan. Contoh wilayah administrasi adalah kabupaten, kecamatan, desa, dan lain sebagainya.

Materi Lainnya:

Alat Pengamat Citra : Stereoskopik dan Nonstrereoskopik



Stereoskop [image by bangkusekolah.com], 

Citra hasil pengindraan jauh dapat diamati dan dikaji secara visual dengan pembesaran tertentu dengan menggunakan suatu alat, alat dalam pengamatan citra tersebut terbagi menjadi dua kelompok yaitu alat pengamat stereoskopik dan nonstrereoskopik.


Alat Pengamat Stereoskopik

Alat pengamat stereoskopik ini berupa stereoskop yang dapat digunakan untuk pengamatan tiga dimensi. Pengamatan dengan alat ini memungkinkan pengamat dapat melihat relief yang terdapat dalam foto udara, seperti gunung, lembah, sungai, dan sebagainya. Alat ini pada dasarnya terdiri atas lensa atau kombinasi antara lensa, cermin, dan prisma.

Stereoskop ada 3 macam yaitu stereoskop lensa, cermin, dan mikroskopik.
  1. Stereoskop lensa, pada saat ini stereoskop lensa merupakan alat yang banyak digunakan karena harganya murah, mudah dibawa, cara kerja, dan perawatannya mudah.
  2. Stereoskop cermin, stereoskop ini dirancang untuk pengamatan stereoskopik bagi pasangan foto stereo yang berukuran baku dengan daerah pertampakan yang luas.
  3. Stereoskop mikroskopik, disebut setreoskop mikroskopik karena sangat besar pembesarannya, sehingga fungsinya mirip dengan mikroskop. Stereoskop jenis ini dibagi lagi menjadi 2, yaitu stereoskop zoom (pembesarannya dapat dilakukan berkali-kali) dan interpretoskop (mirip dengan mikroskop).

Alat Pengamat Nonstrereoskopik

Alat pengamatan nonstereoskopik dapat berupa kaca pembesar (loupe), meja sinar, dan pengamat optik dan elektronik.

Sumber referensi: Geografi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII / Oleh Daang Endarto; penyunting, Titik Haryanti; ilustrasi, Haryana Humardani, Cahyo Muryono. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendiikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Perbedaan Citra Foto dan Citra Non Foto



Pengindraan jauh [image by obengplus.com], 

Kegiatan pengindraan jauh memberikan produk atau hasil berupa keluaran atau citra. Citra adalah gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau hasil pengindraan yang telah dicetak Citra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto.


Dalam postingan terdahulu kita telah membahas kedua citra tersebut, dimana Citra foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara, dengan menggunakan kamera udara sebagai alat pemotret. Hasilnya dikenal dengan istilah foto udara.

Sedangkan Citra nonfoto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan sensor. Hasilnya dikenal dengan istilah foto satelit. Apa perbedaan dari kedua citra tersebut? Jika dilihat dari beberapa variabel dapat lah kita ketahui perbedaannya.

Variabel yang dapat dilihat diantaranya adalah Sensor, Detektor, Proses Perekaman, Mekanisme Perekaman, dan Spektrum Elektromagnetik.

1. Sensor
Citra foto : Kamera
Citra Non Foto : Nonkamera, berdasarkan penyiaman (scanning). Kamera yang detektornya bukan film
2. Detektor
Citra foto : Film
Citra Non Foto : Pita magnetik, termistor, foto konduktif, foto voltaik, dan sebagainya

3. Proses Perekaman
Citra foto : Fotografi/ kimiawi
Citra Non Foto : Elektronik
4. Mekanisme Perekaman
Citra foto : Serentak
Citra Non Foto : Parsial

5. Spektrum Elektromagnetik
Citra foto : Spektrum tampak
Citra Non Foto : Spektra tampak dan perluasannya, termal dan gelombang mikro

Sumber referensi: Geografi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII / Oleh Daang Endarto; penyunting, Titik Haryanti; ilustrasi, Haryana Humardani, Cahyo Muryono. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendiikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengertian dan Jenis Jenis Citra Non Foto



Foto Satelit - dailysocial.id

Kegiatan pengindraan jauh memberikan produk atau hasil berupa keluaran atau citra. Selain menghasilkan Citra Foto dalam kegiatan pengindraan jauh yang telah kita bahas sebelumnya, pengindraan jauh juga mengeluarkan hasil citra berupa Citra Nonfoto. Nah, bagaimana citra non foto ini?


Citra nonfoto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan sensor. Hasilnya dikenal dengan istilah foto satelit. Citra nonfoto dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.

1. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik
Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.
  • Citra infra merah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah thermal. Pengindraan pada spektrum ini berdasarkan pada perbedaan suhu objek dan daya pancarnya pada citra, tercermin dengan adanya perbedaan rona atau warnanya.
  • Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil pengindraan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan. Citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah.
2. Berdasarkan Sensor yang Digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai berikut.
  • Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal.
  • Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak.
3. Berdasarkan Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai berikut.
  • Citra dirgantara (Airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: citra infra merah thermal, citra radar, dan citra MSS.
  • Citra satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan menurut penggunaannya, sebagai berikut.
    • Citra Satelit untuk pengindraan planet. Contoh Citra Satelit Viking (AS), Citra Satelit Venera (Rusia).
    • Citra Satelit untuk pengindraan cuaca. Contoh NOAA (AS) dan Citra Meteor (Rusia).
    • Citra Satelit untuk pengindraan sumber daya bumi. Contoh Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Perancis).
    • Citra Satelit untuk pengindraan laut. Contoh Citra Seasat (AS) dan Citra MOS (Jepang).
Sumber referensi: Geografi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII / Oleh Daang Endarto; penyunting, Titik Haryanti; ilustrasi, Haryana Humardani, Cahyo Muryono. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendiikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengertian dan Keunggulan Foto Infra Merah



citra foto udara infra red - quickbirdonline.wordpress.com

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa Citra Foto mempunyai bermacam-macam jenis yang didasarkan pada beberapa aspek, dan salah satu jenisnya ialah Foto Prankomatik berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakannya . Foto Prankomatik tebagi menjadi dua yaitu salah satunya infra merah.


Foto infra merah adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat, dengan panjang gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer, yang dibuat secara khusus yang terletak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. Cirinya dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto infra merah daun tidak ditentukan berdasarkan warna tetapi oleh sifat jaringannya.

Perbedaan antara foto infra merah dengan film pankromatik hitam putih terletak pada kepekaannya. Foto infra merah mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
  1. mempunyai sifat pantulan khusus bagi vegetasi,
  2. daya tembusnya yang besar terhadap kabut tipis, dan
  3. daya serap yang besar terhadap air.
Kelemahan foto infra merah antara lain:
  1. adanya efek bayangan gelap karena saluran infra merah dekat tidak peka terhadap sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan,
  2. sifat tembusnya kecil terhadap air, dan
  3. kecepatan yang rendah dalam pemotretan.
Infra merah berwarna mempunyai keunggulan pada warnanya yang tidak serupa dengan warna aslinya. Dengan warna semu itu banyak objek pada foto ini menjadi mudah dikenali. Foto inframerah berwarna banyak digunakan dalam bidang:
  1. kemiliteran, untuk mengetahui kondisi suatu hutan, karena tanaman tidak akan terpantulkan melainkan objek yang ada disekitarnya;
  2. bidang pertanian dan kehutanan, yaitu untuk mendeteksi atau membedakan tanaman yang sehat dan tanaman yang terserang penyakit;
Sumber referensi: Geografi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII / Oleh Daang Endarto; penyunting, Titik Haryanti; ilustrasi, Haryana Humardani, Cahyo Muryono. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendiikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Jenis Jenis Citra Foto Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan



Sebelum kita membahas tentang jenis jenis citra foto berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, terlebih dahulu kita perlu mengetahui apa itu citra foto. Citra foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara, dengan menggunakan kamera udara sebagai alat pemotret.


Hasil dari citra foto dikenal dengan istilah foto udara. Citra foto dapat dibedakan menurut beberapa aspek, salah satunya ialah berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakannya. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut:

1. Foto Ultraviolet
citra foto udara ultraviolet - allsuccessful.blogspot.com

Foto Ultraviolet adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk mengenali beberapa objek karena perbedaan warna yang sangat kontras. Kelemahan dari citra foto ini adalah tidak banyak informasi yang dapat disadap.

Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan kapur, juga untuk mengetahui, mendeteksi, dan memantau sumber daya air.

2. Foto Ortokromatik
citra foto udara ortokromatik - balittra.litbang.pertanian.go.id

Foto Ortokromatik adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer). Cirinya banyak objek yang bisa tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter.

3. Foto Pankromatik
citra foto udara pankromatik - sejahtera15.com

Foto pankromatik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Pada umumnya digunakan film sebagai negatif dan kertas sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada foto, tetapi bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan menjadi 2 yaitu pankromatik hitam putih dan foto infra merah.

4. Foto Inframerah Asli (True Infrared Photo)

Foto inframerah asli (true infrared photo) adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer yang dibuat secara khusus. Cirinya, dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto inframerah tidak ditentukan oleh warna daun tetapi oleh sifat jaringannya. Foto ini baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman, yang sehat atau yang sakit.

5. Foto Inframerah Modifikasi

Foto inframerah modifikasi adalah foto yang dibuat dengan inframerah dekat dan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. Dalam foto ini, objek tidak segelap apabila kita menggunakan film infra merah sebenarnya, sehingga dapat dibedakan dengan air.

Sumber referensi:
  • Geografi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII / Oleh Daang Endarto; penyunting, Titik Haryanti; ilustrasi, Haryana Humardani, Cahyo Muryono. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendiikan Nasional, 2009.
  • Memahami Geografi 3 SMA/MA : Untuk Kelas XII, Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Sosial / Oleh Bagja Waluya ; editor, Gurniwan Kamil Pasya ; illustrator, Tim Redaksi. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Penyajian Data Sistem Informasi Geografi Secara Manual dan Komputer



Penyajian Data SIG [image by geodesiinfo.wordpress.com], 

Sistem Informasi Geografi atau SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan data manusia, organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.


Secara garis besar, penyajian data dalam sistem informasi geografi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu cara manual (konvensional) dan cara komputer.

1. Cara Manual (konvensional)

Cara manual (konvensional), yaitu pengolahan data dengan perhitungan-perhitungan menggunakan alat yang konvensional dan bersifat manual hingga semiotomatis dan tetap mempertahankan tenaga manusia. Contoh: alat bantu mekanik dan elektronik selain komputer.

Ciri-ciri sistem informasi geografi secara manual sebagai berikut.
  • Data tersimpan pada media yang harus dapat dibaca oleh manusia.
  • Perluasan data dilakukan oleh manusia, kecepatan penelusuran relatif rendah, dan tidak dipentingkan.
  • Semakin besar dan kompleks organisasinya, semakin sulit memperoleh gambaran yang lengkap dan cepat.
  • Kecepatan pengolahan data ditentukan oleh kecepatan petugas dalam menghitung, menyusun tabel, dan laporan.
  • Transmisi data dan informasi sebagian besar memerlukan transportasi fisik.
  • Pengguna sarana telekomunikasi masih terbatas.
  • Secara keseluruhan, terdapat delay (kelambatan) informasi yang cukup besar.
2. Cara Komputer

Cara komputer, yaitu pengolahan data dengan menggunakan teknologi komputer. Data yang diselesaikan lebih cepat dengan hasil ketelitian (akurasi) lebih tinggi. Ciri-ciri sistem informasi geografi secara komputerisasi sebagai berikut.

  • Data tersimpan dalam media yang dapat dibaca oleh mesin, bersifat padat, lebih mudah, dan cepat untuk ditelusuri.
  • Kumpulan data yang besar dapat disimpan di dalam satu lokasi dan berbagai himpunan data untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan lebih mudah.
  • Kecepatan pengolahan data lebih tinggi.
  • Transmisi data sebagian besar dilakukan melalui telekomunikasi.
  • Secara keseluruhan, delay (keterlambatan) aliran data dan informasi relatif kecil.
  • Lokasi-lokasi pengembangan dan pengoperasian sistem yang tersebar lebih mudah dalam memonitor dan mengoordinasikan aktivitasnya.
Dari penyajian tersebut, komputerisasi dalam SIG mempunyai keunggulan, antara lain,
  • pengolahan lebih cepat dan lebih mudah,
  • jika terjadi kesalahan input data, data tersebut mudah diperbarui,
  • jika membutuhkan data yang terdahulu, data tersebut mudah dicari,
  • keamanan data lebih terjamin karena dapat dikunci dengan kode,
  • penyimpanan data lebih ringkas dan hemat,
  • mudah dibawa,
  • relatif murah.
Sumber referensi: Nuansa Geografi 3 : untuk SMA / MA Kelas XII / penulis, Saptanti Rahayu, Eny Wiji Lestari, Maryadi ; editor, Sri Milangsih. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengertian Peta Tematik atau Peta Khusus Beserta Contohnya



contoh peta tematik - pinterest.com

Pasti teman-teman pernah atau sering melihat peta, kebanyakan dari kita melihat peta yang terdapat di buku Atlas. Tapi tahukah teman-teman bahwa peta mempunyai jenis yang sangat banyak, jika salah satunya ialah peta tematik atau peta khusus.


Peta tematik atau peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan informasi dengan tema tertentu/ khusus di permukaan bumi. Misal peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya.

Salah satu contoh peta tematik adalah peta penggunaan lahan. Peta penggunaan lahan merupakan peta yang khusus menunjukkan persebaran penggunaan lahan suatu wilayah yang dipetakan. Berikut beberapa contoh lain dari peta tematik atau peta khusus.

  1. Peta kepadatan penduduk: peta yang memperlihatkan perbandingan jumlah penduduk di suatu wilayah.
  2. Peta lokasi: peta yang menggambarkan letak suatu tempat.
  3. Peta tanah: peta yang menggambarkan jenis tanah pada daerah tertentu.
  4. Peta irigasi: peta yang menggambarkan tentang aliran sungai, waduk, saluran irigasi, bendungan, dan sebagainya.
  5. Peta arkeologi: peta yang menggambarkan persebaran benda-benda purbakala.
  6. Peta kriminalitas: peta yang menggambarkan persebaran tingkat maupun jenis kejahatan di suatu daerah.
  7. Peta geologi: peta yang menggambarkan struktur dan jenis batuan pada suatu wilayah.
  8. Peta transportasi: peta yang menggambarkan jalur-jalur lalu lintas, baik di darat, di air, maupun di udara.
  9. Peta air tanah: peta yang menggambarkan lokasi sebaran air tanah di suatu daerah.
  10. Peta isohiet: peta yang menggambarkan banyaknya curah hujan di suatu daerah.
Sumber referensi: Nuansa Geografi 3 : untuk SMA / MA Kelas XII / penulis, Saptanti Rahayu, Eny Wiji Lestari, Maryadi ; editor, Sri Milangsih. — Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Penjelasan Tentang Kurva Indiferen (Indifference Curve) Dalam Teori Perilaku Konsumen



Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan kombinasi beberapa barang yang samasama disukai oleh konsumen, yaitu tidak ada pilihan untuk satu kombinasi dengan barang lain karena semuanya memiliki tingkat utilitas yang sama (atau jumlah utilitas yang sama) untuk konsumen.

Dalam teori ini terdapat asumsi yang menyatakan bahwa konsumen dapat memilih kombinasi konsumsi tanpa harus mengatakan bagaimana ia memilihnya. Sebagai contoh, Anda diberi kombinasi barang tertentu, misalnya 10 unit gelas dan 8 unit paci. Kemudian, Anda diberi beberapa alternatif pilihan kombinasi barang dengan jumlah yang berbeda, misalnya 8 unit gelas dan 10 unit panci.


Jika Anda menilai alternatif yang diberikan yaitu berupa tambahan 2 unit gelas lebih rendah daripada pengurangan 2 unit panci, Anda akan memilih kombinasi barang yang pertama. Anda menilai kedua kombinasi barang tersebut tidak berbeda atau indifferen.

Setelah beberapa alternatif kombinasi barang diberikan, Anda memperoleh beberapa kombinasi barang yang Anda anggap indiferen. Dengan kata lain, kombinasi barang tersebut menurut Anda akan memberikan utilitas yang sama. Setiap kombinasi barang tersebut dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut.

KOMBINASI BARANG
GELAS
PANCI
A
20
4
B
10
8
C
8
10
D
5
16
E
4
20

Jika digambarkan dalam kurva, diperoleh kurva indiferen sebagai berikut.

Pada tabel dan kurva diatas merupakan salah satu dari berbagai kemungkinan yang tak terhitung banyaknya. Pembuatan tabel dan kurva semacam ini dapat diulang sebanyak yang diperlukan. Misalnya, Anda dapat membuat tabel dan kurva yang menggambarkan kombinasi barang yang memberikan tingkat utilitas yang lebih besar kepada konsumen.


Dalam hal ini, asumsinya adalah bahwa konsumen akan memperoleh tingkat utilitas yang lebih tinggi dengan menambah jumlah konsumsi kedua jenis barang. Penambahan konsumsi kedua barang tersebut akan menyebabkan pergeseran ke kanan atas. Hal ini, kurva indiferen akan semakin jauh dari titik nol.

Dengan kata lain, semakin jauh kurva indiferen dari titik nol, semakin tinggi tingkat utilitas yang diberikan oleh kombinasi kedua barang. Himpunan dari beberapa kurva indiferen dinamakan peta indiferen (indifference map).

Sumber referensi: Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X/ Disusun Oleh Supriyanto, Ali Muhson; editor, Taupik Mulyadi. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Perbedaan Antara Teropong Bintang, Teropong Bumi, dan Periskop



Perbedaan teropong bintang dan teropong bumi dan periskop
Perbedaan teropong bintang dan teropong bumi dan periskop [image by id.wikipedia.org] ~ 

Jika teman-teman memiliki hobi mendaki gunung atau berkemah, pasti tidak asing dengan alat yang satu ini yaitu teropong. Teropong atau biasanya juga disebut dengan teleskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh agar terlihat lebih dekat.

Teropong atau teleskop mempunyai berbagai macam jenis dan juga mempunyai berbagai bentuk, akan tetapi nama dan fungsinya sama. Ada yang disebut dengan Teropong Bintang dan Teropong Bumi, kedua teropong ini mempunyai fungsi yang sama yaitu melihat objek yang jauh agar terlihat dekat.

Akan tetapi mempunyai perbedaan dimana Teropong Bintang atau biasa juga disebut teropong astronomi merupakan teropong yang digunakan untuk melihat atau mengamati benda-benda atau objek-objek langit, seperti bintang, planet, satelit, dan sebagainya. Teropong bintang dibedakan menjadi dua yaitu teropong bias dan teropong pantul.

Sedangkan Teropong Bumi yang biasa juga disebut dengan teropong medan digunakan untuk mengamati benda-benda yang jauh di permukaan bumi. Jadi antara teropong bintang dan teropong bumi ini mempunyai perbedaan dimana yang satu untuk melihat benda-benda langit dan yang satu untuk melihat benda-benda yang ada di bumi.

Terdapat pula satu teropong yang mempunyai cara pemakaian yang sama akan tetapi fungsinya yang berbeda, yaitu Periskop. Apa itu periskop? Periskop berbeda dengan teropong bintang dan bumi atau teropong lainnya, periskop merupakan teropong pada kapal selam yang digunakan untuk mengamati benda-benda di permukaan laut.

Jadi, periskop ini tidak digunakan untuk mengamati benda yang jauh sehingga terlihat dekat, akan tetapi untuk melihat benda atau objek yang terdapat dipermukaan laut. Bentuk dari periskop ini pun berbentuk seperti huruf Z dengan menggunakan 2 lensa cembung dan 2 lensa prisma siku-siku sama kaki.

Sumber referensi: Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) Untuk SMP dan MTs kelas VIII/Setya Nurachmandani, Samson Samsulhadi; editor, Budi Wahyono, Fitri Wahyudi; ilustrator, Haryana Humardani.—Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Materi Lainnya:

Jenis-Jenis Balas Jasa Faktor Produksi



Produksi adalah setiap tindakan yang menciptakan atau menambah faedah atau manfaat (utility). Dengan demikian, produksi mencakup setiap usaha manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam menghasilkan barang dan jasa supaya (lebih) berguna ntuk memenuhi suatu kebutuhan manusia.


Dalam melakukan suatu proses produksi, perlu juga memenuhi beberapa faktor produksi. Pasti teman-teman sudah tau apa-apa saja yang menjadi faktor produksi tersebut, yang menjadi faktor produksi diantaranya Faktor Produksi Alam (Natural Resources), Faktor Produksi Tenaga Kerja, Faktor Produksi Modal, dan Faktor Produksi Kewirausahaan (Entrepreneurship).

Rumah tangga konsumen sebagai pemilik faktor produksi menawarkan faktor produksi yang dimilikinya kepada pelaku ekonomi lainnya, yaitu rumah tangga produsen melalui pasar input. Karena faktor produksi yang dimiliki oleh rumah tangga konsumen ini bukanlah barang bebas maka untuk mendapatkannya rumah tangga produsen harus memberi balas jasa kepada pemilik faktor produksi.

Berikut ini berbagai jenis balas jasa yang akan diterima oleh pemilik faktor produksi.
1. Sewa

Dalam berbagai referensi ekonomi, sering kali faktor produksi alam disempitkan hanya pada faktor produksi tanah. Rumah tangga konsumen pemilik faktor produksi ini akan memperoleh balas jasa berupa sewa atas faktor produksi yang ditawarkannya.

2. Upah Atau Gaji

Rumah tangga konsumen yang memiliki faktor produksi tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah atau gaji sebagai imbalan faktor produksi tenaga kerja yang ditawarkannya.

3. Bunga

Rumah tangga konsumen yang memiliki faktor produksi modal akan memperoleh balas jasa berupa bunga.

4. Laba Atau Profit

Rumah tangga konsumen yang memiliki faktor produksi kewirausahaan atau entrepreneurship menerima balas jasa berupa laba.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai jensi-jenis balas jasa faktor produksi, dimana terdapat setidaknya empat balas jasa yang akan didapatkan oleh rumah tangga konsumen sebagai pemilik faktor produksi, yaitu sewa, upah dan gaji, bunga utang modal, dan laba atau profit.

Sumber referensi: Sumber referensi: IPS Untuk SMP/MTs kelas VIII/ Rogers Pakpahan, Losina Purnastuti, Aman, Ignatius Kingkin T. ; editor, Arna Asna Annisa, Ika Setyarini, Indah Mayasari P., Nur Fidiyati.—Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Materi Lainnya:

Ciri-Ciri Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Persero



Ciri-Ciri khusus badan usaha perjan, perum, dan persero
Ciri-Ciri khusus badan usaha perjan, perum, dan persero [image by beritatrans.com]

Seperti yang telah dibahas pada postingan sebelumnya bahwasanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibedakan menjadi tiga jenis perusahaan, yaitu Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan Persero. Akan tetapi kini tinggal dua saja yaitu Perum dan Persero.


Sedangkan Perjan atau Perusahaan Jawatan sudah tidak ada lagi disebabkan dengan perkembangan waktu dan keadaan. Akan tetapi kita masih perlu untuk membahasnya karna jenis perusahaan ini pernah ada pada BUMN. Untuk membedakan ketiga jenis perusahaan ini, kita perlu mengetahui ciri-cirinya.

Nah, berikut ini saya akan membahas ciri-ciri dari ketiga jenis perusahaan dalam BUMN ini yakni, perjan (perusahaan jawatan), perum (perusahaan umum), dan persero.

PERJAN (Perusahaan Jawatan)

Perjan adalah perusahaan negara yang seluruh modalnya merupakan milik negara. Perusahaan ini dipimpin oleh kepala yang berstatus sebagai pegawai negeri dari departemen pemerintah yang terkait. Adaun ciri-ciri khusus yang terdapat pada perusahaan jawatan adalah sebagai berikut:

  1. melakukan pelayanan kepada masyarakat dan bersifat pengabdian untuk masyarakat luas;
  2. perjan merupakan bagian dari departemen, direktorat jenderal, direktorat, atau pemerintah daerah;
  3. dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri departemen terkait;
  4. pegawai perjan berstatus sebagai pegawai negeri;
  5. perjan memperoleh segala fasilitas negara; dan
  6. pimpinan dan karyawan perjan diawasi langsung oleh departemen yang terkait.

PERUM (Perusahaan Umum)

Perum adalah perusahaan milik negara yang tujuan utamanya melayani kepentingan masyarakat luas dalam bidang produksi, distribusi, dan konsumsi. Perum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. melayani kepentingan umum sekaligus mencari keuntungan;
  2. memiliki status badan hukum dan diatur berdasarkan undangundang;
  3. dipimpin oleh dewan direksi;
  4. pada umumnya bergerak di bidang usaha jasa yang vital;
  5. pimpinan dan karyawan berstatus pegawai negeri;
  6. memiliki nama dan kekayaan sendiri; dan
  7. perum ber tanggung jawab kepada menteri.

PERSERO (Perusahaan Perseroan)

Perusahaan persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang modal/sahamnya paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar keuntungan. Perusahaan perseroan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Tujuan utamanya memperoleh keuntungan/laba.
  2. Status hukumnya sebagai Badan Hukum Perdata yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang diatur berdasarkan undang-undang.
  3. Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham.
  4. Persero tidak memperoleh fasilitas negara.
  5. Persero dipimpin oleh dewan direksi yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan diawasi oleh dewan komisaris.
  6. Status pegawai sebagai karyawan perusahaan swasta.
  7. Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden.
  8. Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh menteri dengan memerhatikan perundang-undangan.
  9. Organ persero adalah RUPS, direksi, dan komisaris.
  10. Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah.
  11. RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan.
  12. Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan.
  13. Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata.

Nah, itulah beberapa ciri-ciri khusus dari ketiga badan usaha tersebut yaitu Perjan, Perum, dan Persero. Jika teman-teman mengetahui ciri-ciri lain dari ketiga badan usaha tersebut bolehlah teman-teman berbagi ke teman-teman lain dengan menuliskannya pada kotak komentar yang terdapat di bawah. Semoga penjelasan singkat diatas dapat membantu dan menambah pengetahuan teman-teman semua.

Sumber referensi: Sumber referensi: IPS Untuk SMP/MTs kelas VIII/ Rogers Pakpahan, Losina Purnastuti, Aman, Ignatius Kingkin T. ; editor, Arna Asna Annisa, Ika Setyarini, Indah Mayasari P., Nur Fidiyati.—Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Materi Lainnya:

Pengertian Pasar Konkret dan Pasar Abstrak



Gambar ilustrasi toko online [image by Inet.Detik.com], 

Secara umum, pasar dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi jual beli. Jika dulu tempat melakukan transaksi hanya di pasar saja, akan tetapi kini dapat dilakukan dimana saja bahkan tanpa si penjual dan si pembeli bertemu langsung.


Saat ini banyak sekali bentuk atau macam-macam pasar, macam-macam pasar tersebut dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, salah satunya ialah macam-macam pasar berdasarkan cara penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli.

Berdasarkan cara penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli, pasar dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu pasar konkret dan pasar abstrak. Berikut ini pengertian dari kedua macam pasar tersebut.

1. Pasar Konkret

Pasar konkret merupakan pasar di mana penjual dan pembeli bertemu secara langsung serta barang atau jasa yang diperjualbelikan terdapat di sana. Contoh pasar konkret ialah Pasar Desa Purwomartani, Pasar Tanah Abang, dan Pasar Klewer.

2. Pasar Abstrak

Pasar abstrak merupakan pasar di mana penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung. Juga disebut pasar abstrak bila dalam melakukan penawarannya penjual hanya memperlihatkan contoh barang kepada pembeli. Contoh pasar abstrak ialah penawaran barang door to door dengan membawa contoh barang, pemesanan barang yang diiklankan televisi melalui telepon.

Saat ini juga sedang merebaknya pasar atau toko-toko online, dimana penjual memasukkan barang dagangannya pada situs jual beli atau di media sosial sehingga banyak orang yang melihatnya dan terjadilah suatu kegiatan transaksi.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai pengertian pasar konkret dan pasar abstrak, dimana kedua pasar ini termasuk ke dalam pasar berdasarkan cara penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli. Jika pada pasar konkret penjual dan pembeli bertemu langsung maka pada pasar abstrak penjual dan pembeli tidak bertemu langsung.

Sumber referensi: IPS Untuk SMP/MTs kelas VIII/ Rogers Pakpahan, Losina Purnastuti, Aman, Ignatius Kingkin T. ; editor, Arna Asna Annisa, Ika Setyarini, Indah Mayasari P., Nur Fidiyati.—Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Materi Lainnya:

Macam-Macam Bukti Transaksi Eksternal



Macam-macam bukti transaksi eksternal [image by pengajar.co.id]

Menurut pihak yang melakukan, transaksi keuangan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu transaksi keuangan intern dan transaksi keuangan ekstern. Menurut sumbernya, transaksi keuangan dibedakan menjadi, transaksi yang memengaruhi modal dan transaksi yang memengaruhi kegiatan operasi perusahaan.


Dalam melakukan transaksi harus meminta bukti transaksi atau bukti pencatatan yang telah kita lakukan, bukti transaksi dapat dibedakan menjadi dua, salah satunya ialah bukti transaksi eksternal. Bukti transaksi eksternal adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan.

Macam-macam bukti tersebut dapat berupa kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit, dan cek. Dibawah ini akan dijelaskan macam-macam bukti transaksi eksternal tersebut diatas.

  • Faktur

Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Bagi penjual, faktur yang diterima disebut faktur penjualan. Biasanya faktur dibuat rangkap sesuai dengan kebutuhan. Lembaran pertama untuk pembeli, lembaran kedua untuk penjual.

  • Kuitansi

Kuitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut. Lembaran kuitansi terdiri dari dua bagian, yaitu bagian sebelah kanan diberikan kepada pihak yang membayar dan bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip penerima uang.

  • Nota

Nota adalah bukti atas pembayaran terhadap sejumlah layanan yang telah diberikan oleh suatu perusahaan secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, yaitu lembaran pertama untuk pembeli dan lembaran kedua untuk penjual.

  • Nota Debit

Nota debit adalah bukti perusahaan telah mendebit perkiraan pelanggannya yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota debit dikirimkan oleh perusahaan kepada pelanggannya karena barang yang dibeli dikembalikan disebabkan rusak atau tidak sesuai dengan pesanan, dan penjual setuju barangnya diterima kembali atau harganya dikurangi.

  • Nota Kredit

Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan pelanggannya yang disebabkan oleh berbagai hal. Nota kredit dikirimkan oleh perusahaan kepada langganannya sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau rusak, untuk itu penjual setuju menerima barangnya.

  • Cek

Cek adalah surat perintah yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di bank agar bank membayar sejumlah uang kepada pihak yang namanya tercantumdi dalam cek tersebut. Pihak-pihak yang berhubungan dalam pengeluaran cek tersebut adalah pihak penarik, yaitu pihak yang mengeluarkan dan menandatangani cek; dan pihak penerima, yaitu pihak yang menerima pembayaran cek.

Sumber referensi: Ekonomi 2 : Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas XI / Leni Permana, Sri Nur Mulyati, Agus Mahfudz ; editor, R Nugroho P, Sri Hapsari . — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengertian Batuan Beku dan Macam-Macam Batuan Beku



Batuan Beku [Image by zakiacuteharrier.blogspot.com],
Penjelasan Singkat Mengenai Batuan Beku ~ Batuan Beku (Igneous rock) merupakan jenis batuan yang terbentuk dari pembekuan magma gunungapi. Proses pembekuan magma ini dapat terjadi di dalam litosfer (dalam tubuh gunung api) atau di permukaan Bumi setelah terjadi letusan gunungapi. Batuan beku ini sangat banyak jenisnya.

Untuk memudahkan dalam penelaahan sifat-sifat fisik dan kimiawinya, para ahli ilmu kebumian mencoba mengelompokkan atau mengklasifikasikan batuan beku berdasarkan dasar-dasar tertentu. Berdasarkan genesa atau lokasi terjadinya, batuan beku dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu Batuan Intrusiva dan Batuan Ekstrusiva.

Dilihat dari bentuk dan strukturnya, Batuan Intrusiva dapat dibedakan menjadi dua yaitu Bentuk Diskordan yang meliputi Batolith, Gang atau Korok, Apofisa dan Diatrema; Bentuk Konkordan yang meliputi Sill dan Lakolit.

Batuan beku juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan silikat atau kuarsa dalam magmanya, yaitu sebagai berikut.
  1. Batuan Beku Asam (Granitis) yaitu batuan beku yang berasal dari magma yang bersifat asam karena banyak mengandung mineral kuarsa (SiO2), sedangkan kandungan Oksida Magnesiumnya (MgO) rendah.
  2. Batuan Beku Intermediet (Andesitis) yaitu bakuan beku yang berasal dari magma pertengahan dengan perbandingan mi neral kuarsa (SiO2) dan Oksida Magnesium (MgO) relatif seimbang.
  3. Batuan Beku Basa (Basaltis) yaitu bakuan beku yang berasal dari magma yang bersifat basa karena banyak mengandung mineral Oksida Magnesium (MgO), sedangkan kandungan kuarsanya (SiO2) rendah.
Sumber pustaka : Geografi 1 Membuka Cakrawala Dunia : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah / penulis, Bambang Utoyo. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Baca juga:

Materi Lainnya:

Macam-Macam Gelombang Berdasarkan Gerakan Butiran-Butiran Air Lautnya



Gelombang laut [image by Kicknews.today], 
Macam-Macam Gelombang Berdasarkan Gerakan Butiran-Butiran Air Lautnya ~ Apa yang biasa teman-teman lihat jika berkunjung ke pantai? Biasanya kita melihat air laut yang bergerak-gerak menuju ke pantai. Gerakan air laut dipermukaan air yang kita lihat tersebut disebut dengan gelombang laut.

Gelombang laut dapat didefinisikan sebagai suatu proses turun naiknya molekul-molekul air laut, membentuk puncak, dan lembah. Secara umum, gerak gelombang laut terbentuk karena adanya pengaruh angin Berdasarkan gerakan butiran-butiran air laut, gelombang dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut ini.
  1. Gelombang Osilasi
  2. Gelombang osilasi berbentuk butir-butir air laut yang berputar membentuk gerakan seperti lingkaran atau ellips, sehingga terlihat puncak dan lembah gelombang. Pada saat gelombang memasuki wilayah pantai, gelombang osilasi mengalami penurunan kecepatan, panjang gelombang menjadi lebih kecil, sedangkan tinggi gelombang bertambah. Akhirnya terbentuklah pecahan gelombang (breaking waves).
  3. Gelombang Translasi
  4. Setelah terjadi pecahan gelombang, butir-butir air laut tidak lagi berputar turun naik membentuk puncak dan lembah gelombang melainkan bergerak ke arah pantai. Gerakan air ke arah pantai ini dinamakan gelombang translasi.
  5. Swash
  6. Swash adalah kelanjutan dari gelombang translasi, yaitu berupa desakan massa air laut ke daratan pada saat memasuki wilayah pantai.
  7. Back Swash
  8. Back swash adalah proses kembalinya massa swash dari pantai ke wilayah laut.
  9. Aktivitas Endogenik
  10. Aktivitas endogenik terjadi di dasar laut berupa kegiatan gunungapi atau gempa tektonik dapat menyebabkan terjadinya gelombang pasang secara tiba-tiba dengan tinggi gelombang jauh lebih besar dibandingkan dalam keadaan normal. Gelombang pasang air laut semacam ini dinamakan Tsunami. Kedahsyatan tsunami dapat dilihat dari panjang gelombangnya yang dapat mencapai 200 kilometer dengan tinggi gelombang sekitar 30 meter dan kecepatan rambat gelombang sekitar 800 km/jam.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa terdapat empat macam gelombang laut berdasarkan gerakan dari butiran-butiran air lautnya yaitu Gelombang Osilasi, Gelombang Translasi, Swash, Back Swash, dan Aktivitas Endogenik.

Sumber referensi: Geografi 1 Membuka Cakrawala Dunia : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah / penulis, Bambang Utoyo ; penyunting, Paula Susanti . -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Baca juga ini:

Materi Lainnya: