Contoh Pasar Persaingan Sempurna | simpleNEWS05



Contoh Pasar Persaingan Sempurna [image by www.cirebonpos.com],

Terdapat beberapa bentuk pasar yang dikenal dalam dunia ekonomi, salah satunya ialah pasar persaingan sempurna. Dalam postingan ini kami akan memberikan informasi kepada teman-teman mengenai contoh pasar persaingan sempurna, sebelum itu kita akan membahas seputar pasar persaingan sempurna.


Pasar Persaingan Sempurna diartikan sebagai pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak sehingga tidak ada satupun penjual atau pembeli yang bisa mempengaruhi harga. Pada pasar persiangan sempurna produsen hanya sebagai pengambil atau penganut harga (price taker).

Penjual tidak bisa mempengaruhi harga secara individual karena kuantitas yang ditawarkan oleh penjual secara individual terlalu kecil dibanding pasar secara keseluruhan. Dalam pasar seperti ini, harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan keinginan produsen dan konsumen.

Permintaan mencerminkan keinginan konsumen, sementara penawaran mencerminkan keinginan produsen atau penjual. Contoh kongkrit bentuk pasar yang paling mendekati pasar persaingan sempurna adalah pasar barang-barang atau komoditi makanan pokok, seperti pasar beras.

Dalam pasar beras dapat dijelaskan hubungan antara penjual/produsen dengan pembeli/konsumen dapat dikatakan mendekati ciri-ciri pasar persaingan sempurna sebagai berikut :

  1. Dalam pasar komoditi beras jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
  2. Penjual dan pembeli secara perorangan tidak akan mampu mempengaruhi harga.
  3. Komoditi beras dapat dikatakan komoditi yang relatif homogen, kalaupun ada perbedaan rasa atau mutu akan berakibat adanya perbedaan harga.
  4. Harga yang terbentuk pada pasar beras adalah hasil kekuatan tarik menarik antara penawaran beras dan permintaan beras. Walaupun kenyataan di Indonesia masih ada campur tangan pemerintah dalam stabilisasi harga beras yaitu melalui peran Bulog (Badan Urusan Logistik) namun peran Bulog inipun sudah semakin kecil. Adanya campur tangan pemerintah dalam pengendalian harga komoditas pertanian seperti beras sebenarnya menjadikan pasar beras kurang tepat kalau disebut persaingan sempurna, lebih tepatnya hanya mendekati pasar persaingan sempurna.
Sumber: Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X/ Disusun Oleh Supriyanto, Ali Muhson; editor, Taupik Mulyadi. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengertian Pasar Barang/Komoditi Berjangka serta Manfaatnya



Pengertian Pasar Barang/Komoditi Berjangka serta Manfaatnya [image by www.fiscuswannabe.web.id],

Pasar barang/komoditi atau dikenal dengan Bursa komoditi adalah suatu pasar yang kegiatannya mempertemukan antara penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi jual atau beli barang/komoditi tertentu. Dalam pasar komoditi, barang yang diperjual-belikan adalah barang/komoditi yang laku dijual di pasar dunia/internasional, misalnya kopi, kedelai, kakao, gula, jagung, tembakau, karet, CPO (crude palm oil), emas, perak, tembaga, dan lainnya.


Pasar barang/komuditi berjangka merupakan salah satu daru dua macam pasar barang, pasar barang ini menggunakan surat perjanjian kontrak dalam kegiatan jual belinya. Secara lengkap, pasar komuditi berjangka merupakan suatu kegiatan perdagangan dalam hal ini yang diperdagangkan adalah surat kontrak yang mewakili barang yang disimpan di gudang.

Pada pasar ini setelah terjadi transaksi tidak segera diikuti dengan penyerahan barang. Biasanya penyerahan barang dilakukan kemudian atau beberapa waktu bahkan beberapa bulan kemudian sesuai dengan perjanjian. Pada pasar komoditi berjangka motif utama transaksi seringkali hanya spekulatif bukan merupakan transaksi jual beli secara murni.

Pada transaksi dengan motif sepekulasi yang lebih dominan, maka transaksi tidak diakhiri dengan penyerahan barang, karena tujuannya bukan menyelesaikan persetujuan dagang dengan serah terima barang, melainkan pembayaran dan penerimaan dari adanya perbedaan harga.

Di Indonesia perdagangan berjangka di atur dalam undang-undang UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, perdagangan berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual belikomoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak Berjangka.

Setidaknya ada dua manfaat utama dari penyelenggaraan perdagangan berjangka komoditi. Yaitu sebagai sarana pengelolaan resiko (risk management) melalui kegiatan lindung-nilai atau kegiatan mencoba mengurangi resiko perubahan harga/nilai untuk waktu yang akan datang dengan melakukan transaksi sekarang ini penyerahan dan pembayaran kemudian (hedging), dan sarana pembentukan harga (price discovery).

Sumber pustaka: Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X/ Disusun Oleh Supriyanto, Ali Muhson; editor, Taupik Mulyadi. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengertian Pasar/Bursa Tenaga Kerja dan Macam-Macam Tenaga Kerja | simpleNEWS05



Pengertian Pasar/Bursa Tenaga Kerja dan Macam-Macam Tenaga Kerja [image by www.merdeka.com],

Pengangguran merupakan salah satu hal yang menjadi permasalahn disetiap negara, termasuk di Indonesia. Setiap tahun angka pencari kerja meningkat, sementara lapangan pekerjaan yang disediakan oleh negara dan swasta tidak mampu menampung para pencari kerja.


Para pencari kerja yang ingin mencari sebuah pekerjaan dengan membaca koran, atau dengan mendatangi langsung kantor perusahaan yang akan dilamar. Salah satu tempat yang dapat digunakan untuk mencari pekerjaan ialah di pasar tenaga kerja, pasti teman-teman masih belum mengetahui tentang pasar tenaga kerja ini.

Pasar/bursa tenaga kerja adalah suatu pasar yang mempertemukan antara pihak yang mencari pekerjaan (penawaran tenaga kerja) dengan pihak yang memerlukan tenaga kerja (permintaan/pembeli tenaga kerja). Penawaran tenaga kerja datang dari rumah tangga konsumen, sedangkan permintaan tenaga kerja datang dari rumah tangga perusahaan atau produsen dan terjadinya transaksi di bursa tenaga kerja.

Di Indonesia bursa tenaga kerja ini ditangani oleh Departemen Tenaga Kerja dan Lembaga swasta seperti Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia (PPTKI) yang telah mendapat ijin dari Departemen Tenaga Kerja. Adanya bursa tenaga kerja dimasudkan untuk mengkoordinir pertemuan antara pencari kerja dengan organisasi/lembaga-lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.

Perusahaan juga akan mencari tenaga kerja yang mempunyai kualitas bagus sesuai dengan bidang profesinya, biasanya upah atau gaji yang akan diberikan akan disesuaikan dengan kualitasnya atau sesuai dengan bisang profesinya.

Jika dilihat dari segi kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
  1. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled labour), yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan latihan maupun pendidikan yang khusus. Contoh tenaga bongkar muat, tenaga kebersihan/cleaning service, pramuwisma dan lainnya.
  2. Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang mempunyai pendidikan sekedarnya sesuai dengan bidangnya dan ditambah latihan-latihan sehingga terampil. Contoh tenaga tukang masak, montir, pengemudi dan lainnya.
  3. Tenaga kerja terdidik dan terlatih (skilled labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan yang cukup dalam bidangnya ditambah pengalaman lapangan di bidangnya. Contoh profesi dokter, akuntan, guru, pengacara, apotheker, arsitek dan lainnya.

Dengan adanya pasar tenaga kerja ini sangat mempermudah para pencari kerja yang ingin mendapatkan kerja sesuai dengan keinginan atau bidangnya. Para pencari kerja tidak akan susah lagi untuk berkeliling kota membawa membawa lamarannya di perusahaan-perusahaan, sebab di pasar tenaga kerja ini perusahaan yang ingin mencari tenaga kerja ada.

Adapun manfaat lainnya dari adanya pasar/bursa kerja ialah:
  1. Manfaat untuk pemerintah, akan mengurangi pengangguran karena dengan adanya pasar tenaga kerja akan lebih banyak tenaga kerja yang tersalurkan.
  2. Manfaat untuk perusahaan/lembaga-lembaga lain, lebih memudahkan dalam mencari tenaga kerja sesuai dengan yang diinginkan atau sesuai kebutuhannya.
  3. Manfaat bagi pencari kerja dengan adanya bursa menjadi lebih mudah bisa memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan sesuai yang diinginkan.
Sumber : Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X/ Disusun Oleh Supriyanto, Ali Muhson; editor, Taupik Mulyadi. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Pengelompokan Produksi Berdasarkan Bidang Garapannya



Pengelompokan Produksi Berdasarkan Bidang Garapannya [image by www.ambyaberbagi.com],

Apa yang terpikirkan oleh teman-teman jika menemukan kata produksi? pasti yang pertama kali terpikir ialah produksi itu merupakan kegiatan dalam membuat suatu barang atau merubah suatu barang menjadi barang lainnya. Akan tetapi, jika kita melihat secara luas ternyata produksi ini mencangkup segala hal, bukan cuma barang saja, akan tetapi termasuk juga jasa.


Produksi dapat diartikan sebagai segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk menambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Dengan demikian, produksi meliputi semua perbuatan atau kegiatan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku-buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan.

Karena produksi itu mencangkup barang dan jasa, maka produksi dapat dibedakan menurut bidang garapannya. Berikut ini pengelompokkan produksi berdasarkan bidang garapannya, yaitu:

1. Produksi Ekstraktif

Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan ekstraktif, yaitu dengan cara mengambil kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa mengubah sifat maupun bentuk barangnya. Contohnya, adalah perusahaan penambangan dan perusahaan penangkapan ikan di laut.

2. Produksi Agraris

Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan agraris, yaitu dengan cara mengolah sumber daya alam terlebih dahulu sehingga menghasilkan barang baru. Misalnya, mengolah tanah pertanian, membuat perkebunan kelapa sawit, dan pemeliharaan ikan bandeng. Dengan demikian, pengertian agraris tidak hanya mencakup pertanian saja, tetapi juga peternakan.

3. Produksi Industri

Kegiatan yang dilakukan pada perusahaan industri berhubungan dengan usaha dan kegiatan manusia mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan ini pada dasarnya adalah usaha untuk mempertinggi kegunaan dan nilai barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contohnya, industri penggergajian kayu, industri sepeda motor, industri mobil, industri pesawat terbang, industri pakan ayam, dan industri obat-obatan.

4. Produksi Perdagangan

Kegiatan yang dilakukan perdagangan berhubungan dengan penyaluran hasil produksi dari produsen kepada konsumen. Dengan kata lain, perusahaan ini melakukan kegiatan jual beli barang sehingga terjadi perpindahan hak milik dari barang tersebut.

Penyaluran barang dari produsen ke konsumen dapat melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut.
  • Secara langsung dari produsen ke konsumen. Contohnya penjual bakso menjual bakso langsung ke konsumen.
  • Secara semi-langsung, yaitu melalui perantara. Contoh produsen menjual ke pedagang eceran, misalnya, warung, toko, supermarket. Kemudian, pedagang eceran menjualnya ke konsumen.
  • Secara tidak langsung, yaitu melalui beberapa perantara. Contoh dari produsen ke grosir. Kemudian, ke pedagang eceran baru ke konsumen.
5. Produksi Jasa
Walaupun produksi jasa tidak berwujud konkret, tetapi manfaatnya dapat dirasakan. Adapun jenis-jenis dari perusahaan jasa, yaitu:
  • jasa bisnis, seperti bank, konsultan, dan lembaga keuangan lainnya;
  • jasa perdagangan, seperti supermarket, toko, warung, dan usaha perawatan dan perbaikan;
  • jasa infrastuktur, seperti jasa komunikasi dan transportasi;
  • jasa sosial atau personal, seperti restoran dan kesehatan;
  • administrasi publik, seperti pendidikan dan pemerintahan.
Sumber pustaka : Mengasah Kemampuan Ekonomi 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial / penulis, Bambang Widjayanto, Aristanti Widyaningsih, Heraeni Tanuatmodjo ; editor, Hufron Sofiyanto, Edi Sumadi Sadikin. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Faktor yang Menentukan Besaran APBD | simpleNEWS05



Faktor yang Menentukan Besaran APBD [Image by www.riauonline.co.id],
Faktor yang Menentukan Besaran APBD ~ Pasti teman-teman sudah mengetahui istilah APBD yang merupakan singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahwa APBD ini ialah  rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan keuangan daerah, maka dari itu setiap daerah mempunyai besaran APBD yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan dan kemampuan daerah tersebut. Pada tahun 2016 provinsi yang mempunyai APBD tertinggi atau terbesar ialah Sumut, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Riau, dan Sumatera Selatan.

Mungkin teman-teman ada yang bertanya-tanya, apa saja sih yang menjadi acuan untuk menentukan besarnya APBD di tiap daerah? nah, untuk itu saya akan berikan jawabannya. Berikut ini beberapa faktor yang menjadi penentu besaran APBD disuatu daerah.

1. Pertumbuhan Penduduk


Dalam hal-hal tertentu, besarnya penduduk dapat memengaruhi tingkat pendapatan pemerintah. Sebab, jika jumlah penduduk meningkat, maka objek pajak yang dapat ditarik juga meningkat.

2. Sumber Pendapatan Baru
Sumber Pendapatan Baru adalah adanya tambahan usaha bisnis dari masyarakat. Dengan adanya penambahan investasi yang dilakukan oleh masyarakat, akan dapat meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi oleh pemerintah.

3. Kondisi Awal Suatu Daerah
Kondisi awal suatu daerah sangat menentukan potensi sumber penerimaan daerah. Kondisi awal ini mencakup:
  • Struktur sosial, politik, dan institusional serta berbagai kelompok masyarakat;
  • Komposisi industri yang ada di daerah tersebut;
  • Tingkat ketimpangan dalam distribusi pendapatan; dan
  • Kemampuan administratif, kejujuran, dan integritas dari instansi perpajakan pemerintah.
4. Ekstensifikasi dan Intensifikasi Penerimaan
Usaha memperluas cakupan penerimaan daerah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
  • Menambah objek dan subjek pajak atau retribusi.
  • Mengurangi tunggakan (wajib pajak).
  • Meningkatkan penetapan besarnya pajak dan retribusi bagi wajib pajak.
5. Kenaikan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Riil
Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi kemampuan seseorang untuk membayar (ability to pay) berbagai pungutan-pungutan yang ditetapkan oleh pemerintah.

6. Inflasi
Berpengaruh terhadap nilai penerimaan pendapatan pajak atau retribusi yang penetapannya didasarkan pada omset penjualan, misalnya pajak hotel dan pajak restoran. Jika inflasi maka harga-harga naik sehingga nilai volume penjualan naik, dan dampaknya adalah naiknya pendapatan daerah melalui pajak.

7. Penyesuaian Tarif
Kegagalan dalam penyesuaian tarif terhadap laju inflasi akan menghambat peningkatan penerimaan daerah. Mengapa? Karena tarif yang terlalu rendah akan membuat penerimaan asli daerah menjadi tidak optimal. Sedangkan jika terlalu tinggi akan membuat investor enggan masuk ke daerah tersebut atau masyarakat akan enggan menggunakan fasilitas umum.

8. Pembangunan Baru


Peningkatan pendapatan juga dapat dilakukan dengan pembangunan-pembangunan fasilitas-fasilitas umum yang baru, misalnya pembangunan pasar, pembangunan terminal, perluasan bandar udara/pelabuhan, pembangunan jasa pengumpulan sampah, pembangunan tempat rekreasi baru dan penerimaan lainnya yang bersumber dari adanya fasilitas baru.

Sumber pustaka : Ekonomi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XI / penulis,Mimin Nur Aisyah, Hartatik Fitria R ; editor, Wahyu Muhammadi.-- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Baca juga ini:

Materi Lainnya: