Istilah yang Berhubungan Dengan Kota



Istilah yang Berhubungan Dengan Kota [image by nasional.kompas.com],

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987, Pasal 1, Kota adalah pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan administrasi yang diatur dalam perundang-undangan, serta pemukiman yang telah memperlhatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.


Pengertian kota disetiap negara tidak sama. Oleh karena itu, penggunaan istilah yang berhubungan dengan kota pun berbeda pula. Hal ini menyulitkan para ahli untuk menyeragamkan istilah-istilah tersebut secara internasional. Misalnya penggunaan istilah "urban" di Swedia berbeda dengan di Italia atau di Australia.

Di Swedia yang disebut urban adalah kota dan kabupaten yang termasuk dalam administrasi "Urban". Di Afrika Selatan, semua masyarakat dikatakan urban apabila memenuhi persyaratan administrasi urban. Di Australia pengertian urban dibatasi dengan ibukota-ibukota suatu provinsi atau karesidenan dan kota-kota yang memiliki ciri-ciri khusus lain.

Menurut Prof. R. Bintarto, terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian kota, antara lain sebagai berikut:

  1. City, adalah pusat kota.
  2. Urban, adalah suatu daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern atau dapat disebut dengan perkotaan.
  3. Suburban atau Faubourgh, adalah suatu area yang lokasinya dekat pusat kota atau inti kota dengan luas mencakup daerah penglaju atau commuter.
  4. Suburban fringe, adalah suatu daerah peralihan antara kota dan desa, lokasinya mengelilingi Suburban.
  5. Urban fringe, adalah suatu daerah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip dengan kota kecuali inti kota.
  6. Rural urban fringe, adalah jalur daerah yang terletak antara daerah kota dengan desa, yang ditandai dengan penggunaan tanah campuran.
  7. Town, adalah suatu kota kabupaten.
Sumber referensi: Geografi : Untuk sekolah menengah umum kelas II/ Disusun Oleh Edi Setiawan, Gatot Harmanto; editor, Mamat Ruhimat, Ela Herawati. -- Bandung: Grafindo Media Pratama, 1999.

Materi Lainnya:

Macam-Macam Kegunaan Benda Pemuas Kebutuhan



Macam-Macam Kegunaan Benda Pemuas Kebutuhan

Pada postingan sebelumnya, kita telah membahas tentang macam-macam benda pemuas kebutuhan. Dimana benda pemuas kebutuhan dikelompokkan menjadi 3 golongan atau kelompok, yaitu Benda pemuas kebutuhan Menurut cara mendapatkannya, Benda pemuas kebutuhan menurut kegunaanya (utility), dan Benda pemuas kebutuhan menurut hubungannya dengan benda lain.


Kali ini kita akan membahas tentang kegunaan dari benda-benda pemuas kebutuhan tersebut.  Benda pemuas kebutuhan mempunyai beberapa kegunaan, kegunaan tersebut digolongkan kedalam empat macam yaitu Form utility (nilai guna bentuk), Place utility (nilai guna tempat), Time utility (nilai guna waktu), dan Ownership utility (nilai guna kepemilikan).

Berikut ini penjelasan dari keempat macam kegunaan benda pemuas kebutuhan tersebut.
1. Form utility (nilai guna bentuk)

Gulungan kain jika dijadikan sebuah baju akan memiliki nilai jual atau nilai guna yang lebih tinggi, begitu juga sebatang kayu akan memiliki nilai jual atau nilai guna yang lebih tinggi jika diubah bentuknya menjadi kursi.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa yang dimaksudkan dengan form utility (nilai guna bentuk) adalah perbedaan nilai guna suatu barang akibat adanya perbedaan bentuk. Dengan adanya perbedaan nilai guna tersebut akan berpengaruh pula pada manfaat dan harga barang.

Baju akan memiliki manfaat dan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan gulungan kain, begitu juga kursi tentu memiliki manfaat dan harga yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kayu yang berupa gelondongan.

Karena itulah banyak sekali perusahaan garmen yang memproduksi pakaian dan perusahaan mebel yang memproduksi perabot rumah tangga. Kedua perusahaan itu merupakan contoh perusahaan yang menambah nilai guna suatu barang dengan cara mengubah bentuk barang tersebut.

2. Place utility (nilai guna tempat)

Batu kapur yang ada di pegunungan kapur dengan batu kapur yang ada di toko material memiliki bentuk yang sama tetapi tentu saja batu yang ada di toko memiliki nilai guna yang lebih tinggi, karena dijadikan sebagai bahan bangunan.

Begitu juga air di daerah yang kekurangan air akan memiliki nilai guna yang lebih tinggi dibandingkan dengan air yang ada di daerah yang banyak tersedia air. Contoh tersebut menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan place utility (nilai guna tempat) adalah perbedaan nilai guna suatu barang yang diakibatkan oleh adanya perbedaan tempat.

Perusahaan jasa angkutan adalah contoh perusahaan yang bergerak dalam bidang ini, yakni memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain sehingga mampu meningkatkan nilai guna barang yang dipindahkan tersebut.

3. Time utility (nilai guna waktu)

Payung akan lebih bermanfaat jika dipakai waktu hujan atau pada saat hari panas. Begitu juga obat di saat sehat tentu kurang memiliki nilai guna dibandingkan dengan obat di saat sakit. Kedua contoh tersebut menunjukkan bahwa, barang yang bentuknya sama memiliki nilai guna yang berbeda karena adanya perbedaan waktu.

Jadi, yang dimaksudkan dengan time utility (nilai guna waktu) adalah perbedaan nilai guna suatu barang akibat adanya perbedaan waktu atau dipakai pada waktu yang tepat. Perusahaan yang biasanya bergerak di bidang ini adalah Rumah Sakit, pergudangan, apotik, dan sebagainya.

4. Ownership utility (nilai guna kepemilikan)

Bisa jadi pakaian yang dipakai seorang artis ternama memiliki kualitas bahan dan harga yang sama dengan pakaian yang kita miliki, namun karena pernah dipakai atau dimiliki oleh artis jika dilelang akan memiliki nilai jual yang tinggi.

Para penggemarnya akan berlomba untuk mendapatkan benda dari sang idolanya meskipun dengan membeli dengan harga tinggi. Bagi penggemarnya pakaian tersebut memiliki nilai guna yang tinggi yakni sebagai kebanggaan dan kenang-kenangan, juga agar merasa dekat dengan artis pujaannya.

Ini tentu akan berbeda dengan pakaian milik kita. Begitu juga barang yang tersedia di toko akan memiliki nilai guna yang lebih tinggi jika dimiliki oleh orang yang membutuhkan barang tersebut. Kedua contoh tersebut menunjukkan bahwa barang yang bentuknya sama memiliki nilai guna yang berbeda karena adanya perbedaan kepemilikan.

Jadi ownership utility (nilai guna kepemilikan) adalah perbedaan nilai guna suatu barang yang diakibatkan oleh adanya perbedaan kepemilikan. Contoh perusahaan yang bergerak di bidang ini adalah warung, pertokoan, dan sebagainya.

Sumber: Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X/ Disusun Oleh Supriyanto, Ali Muhson; editor, Taupik Mulyadi. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya:

Benda Pemuas Kebutuhan Menurut Kegunaannya (Utility)



Benda Pemuas Kebutuhan Menurut Kegunaannya (Utility) [image by www.nomifrod.com],

Selain benda ekonomi dan benda bebas, benda lainnya yang termasuk kedalam benda pemuas kebutuhan ialah benda konsumsi dan benda produksi. Sebenarnya benda konsumsi dan produksi merupakan termasuk kedalam benda ekonomi karena kedua benda ini didapatkan dengan melakukan pengorbanan, biasanya dalam bentuk uang.


Kedua benda ini tergolong sebagai benda pemuas kebutuhan menurut kegunaannya (Utility), karena benda konsumsi dan benda produksi mempunyai kesamaan yaitu sama-sama digunakan untuk memenuhi kebutuhan, akan tetapi ada yang membedakan kedua benda tersebut. Apa yang membedakannya? Berikut ini penjelasan dari benda konsumsi dan benda produksi.

1. Benda konsumsi

Benda konsumsi yaitu benda yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik itu yang tahan lama maupun yang tidak tahan lama. Adapun contoh benda konsumsi yang tahan lama yaitu pakaian, rumah, mobil, tanah, dan lainnya.

Sedangkan yang termasuk ke dalam benda konsumsi yang tidak tahan lama ialah makanan dan minuman. Benda konsumsi juga disebut benda siap pakai, bisa dibilang juga bahwa benda konsumsi merupakan hasil dari benda produksi.

2. Benda produksi

Benda produksi adalah barang yang secara tidak langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia karena harus mengalami beberapa proses produksi, misalnya, benang menjadi kain. Dari penjelasan singkat diatas, dapat kita ketahui bahwa walaupun sama-sama merupakan benda pemuas kebutuhan akan tetapi kedua benda tersebut berbeda menurut kegunaannya.

Benda konsumsi merupakan benda yang dapat langsung digunakan atau siap pakai, sedangkan benda produksi merupakan benda yang melalui proses sebelum digunakan sebagai pemuas kebutuhan.

Sumber:
  • Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X/ Disusun Oleh Supriyanto, Ali Muhson; editor, Taupik Mulyadi. -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
  • Mengasah Kemampuan Ekonomi 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Sosial / penulis, Bambang Widjayanto, Aristanti Widyaningsih, Heraeni Tanuatmodjo ; editor, Hufron Sofiyanto, Edi Sumadi Sadikin. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Materi Lainnya: