Pengertian Gerak Epirogenesis dan Gerak Orogenesis | simpleNEWS05



penjelasan proses dari orogenesis dan epirogenesis
Penjelasan proses dari orogenesis dan epirogenesis

Pembentukan muka bumi terjadi karena dua hal, salah satunya ialah karena adanya tenaga endogen, tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi membentuk relief yang sifatnya membangun. Yang termasuk ke dalam tenaga membangun ialah Gempa Bumi (Seisme), Vulkanisme, Gerak Tektonik (Tektogenesis).


Gerak epirogenesis dan gerak orogenesis termasuk kedalam gerak tektonik (tektogenesis), gerak tektonik atau disebut juga tektogenesis adalah gerak lapisan kulit bumi, baik secara mendatar ataupun vertikal akibat adanya pengaruh dari gerakan dan sirkulasi magma dalam dapur magma secara terus-menerus.

Gerak Epirogenesis

Gerak Epirogenesis adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit dengan arah vertikal baik ke atas maupun ke bawah dengan gerakan yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Berdasarkan arah geraknya, gerak epirogenesis dibagi dalam 2 macam, yaitu:

  1. Epirogenesis Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut kelihatan naik.
  2. Epirogenetik Negatif, yaitu gerak naiknya daratan.

Gerak Orogenesis

Gerak Orogenesis adalah gerak atau pergeseran kulit bumi dengan arah mendatar baik berupa tekanan maupun tarikan yang relatif lebih cepat dan meliputi daerah yang sempit. Tekanan vertikal dan horizontal serta tarikan pada kulit bumi menyebabkan terjadinya dislokasi atau berpindah-pindahnya lapisan kulit bumi yang membentuk:

  1. Pegunungan lipatan, seperti: pegunungan Bukit Barisan di Sumatra, pegunungan Kendeng dan Rembang di Jawa Timur.
  2. Pegunungan patahan seperti Patahan Semangko di Bukit Barisan dan Patahan Lembang di Bandung.
  3. Depresi kontinental (tanah turun/anjlokan), yaitu turunnya permukaan bumi menjadi lebih rendah dari daerah sekitarnya.

Gerakan-gerakan kerak bumi tadi dalam prosesnya menghasilkan bentuk-bentuk baru yang khas berstruktur diastropik yang disebut gejala diastropisme yang meliputi pelengkungan, pelipatan, retakan dan patahan.



Itulah penjelasan singkat mengenai pengertian dari gerak epirogenesis dan gerak orogenesis yang kami kutip dari sumber yang tercantum, semoga informasi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai proses pembentukan permukaan bumi.

Sumber pustaka : IPS Untuk SMP dan MTS kelas VII/ Budi Sanjaya, Farida Sarimaya, Iyus Andi Nugraha, Nanang Sukandar, Nian Tresnawati, Yeti Royeti ; editor, Dimas Handi Hijrah Saputra.—Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Materi Lainnya:

Pengertian Landas Benua, Lereng Benua, Dataran Abisal, dan Dasar Laut Paling Dalam | simpleNEWS05



Pengertian Landas Benua, Lereng Benua, Dataran Abisal, dan Dasar Laut Paling Dalam [Image by anoxa.heck.in],

Selain relief daratan permukaan bumi juga mempunyai relief dasar lautan, relief lautan hampir sama dengan relief daratan. Dilautan juga terdapat gunung, daratan, lereng, bahkan terdapat jurang yang dinamakan palung laut.


Bentuk dari relief dasar lautan diantaranya landas atau paparan benua (continental shelf), lereng benua atau kaki benua atau tepi benua (continental slope), dataran laut dalam atau dataran abisal (deep sea plain or abbysal plain), dan dasar laut sangat dalam (the deeps).

Landas/Paparan benua (continental shelf) yaitu dasar laut yang paling tepi dengan bentuk reliefnya menurun landai dari daratan benua menuju ke dalam laut, memiliki sudut kemiringan 10, dan kedalaman antara 0 m – 200 m. Contohnya Laut Jawa.

Lereng benua/Kaki benua/Tepi benua (continental slope) yaitu bagian relief dasar laut yang menurun tajam dan curam, kelanjutan dari landas benua atau sering disebut kaki benua, memiliki sudut kemiringan kurang dari 500 menuju ke dalam laut, dan kedalaman antara 200 m – 1.500 m. Contohnya Laut Cina Selatan.

Dataran laut dalam/Dataran abisal (deep sea plain/abbysal plain) merupakan wilayah relief dasar laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 1.500 m. Wilayah ini meliputi hampir dua pertiga relief dasar laut. Bentuk-bentuk relief dataran abisal bervariasi seperti punggung laut, dataran tinggi laut, gunung laut dengan puncak vulkaniknya menyembul ke atas permukaan laut sebagai pulau. Contohnya Punggung Atlantik Tengah.

Dasar laut sangat dalam (the deeps) yaitu bentuk relief dasar yang dicirikan dengan adanya palung laut dan lubuk laut. Palung laut merupakan dasar laut yang sangat dalam di atas 5.000 m, curam, sempit, dan memanjang berbentuk huruf V. Contohnya Palung Banda (7.440 m). Sedangkan lubuk laut merupakan dasar laut yang sangat dalam, luas membentuk suatu cekungan seperti huruf U. Contohnya Cekungan Sulawesi.

Itulah penjelasan singkat mengenai relief dasar laut yang berupa andas atau paparan benua (continental shelf), lereng benua atau kaki benua atau tepi benua (continental slope), dataran laut dalam atau dataran abisal (deep sea plain or abbysal plain), dan dasar laut sangat dalam (the deeps). Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kita mengenai bentuk yang ada pada dasar laut.





Sumber pustaka : IPS Untuk SMP dan MTS kelas VII/ Budi Sanjaya, Farida Sarimaya, Iyus Andi Nugraha, Nanang Sukandar, Nian Tresnawati, Yeti Royeti ; editor, Dimas Handi Hijrah Saputra.—Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Materi Lainnya:

Pengertian Dataran, Bukit atau Perbukitan, Gunung, dan Pegunungan | simpleNEWS05



Pengertian Dataran, Bukit atau Perbukitan, Gunung, dan Pegunungan [image by monicainun.wordpress.com],

Permukaan bumi mempunyai bentuk yang bermacam-macam, maka dari itu tidak semua permukaan bumi datar atau rata, dibeberapa bagian bumi bergelombang, ada juga yang tinggi dan beberapa lagi rendah. Bentuk permukaan bumi yang demikian disebut dengan relief permukaan bumi.


Bentuk relief permukaan bumi tidak tetap, tetapi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan relief permukaan bumi terjadi karena adanya tenaga geologi, yaitu tenaga pembentuk muka bumi dari dalam (endogen) dan tenaga pembentuk dari luar (eksogen).

Daratan di permukaan bumi memiliki berbagai macam bentuk di antaranya dataran, bukit atau perbukitan, gunung, dan pegunungan. Dataran adalah suatu wilayah yang relatif landai mendekati rata. Wilayah dataran dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu berikut ini.

  1. Dataran pantai, yaitu dataran yang letaknya dekat pantai dengan ketinggian kurang dari 200 meter dari permukaan air laut, dan masih mengalami pengaruh laut secara langsung. Contoh Pantai Kuta Bali.
  2. Dataran rendah, yaitu dataran yang tingginya sekitar 200 – 300 meter di atas permukaan laut. Contoh daratan rendah Cianjur di Jawa Barat.
  3. Dataran tinggi (plato), yaitu wilayah dataran yang terdapat di daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Contohnya dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah dan dataran tinggi Bandung di Jawa Barat.

Bukit atau perbukitan adalah wilayah di permukaan bumi yang berketinggian antara 200 – 500 meter di atas permukaan laut dan disertai beberapa bagian yang merupakan lembah. Sementara itu Gunung yaitu bentuk permukaan bumi yang menjulang tinggi dan memiliki puncak, lereng serta kaki gunung.

Pegunungan adalah kumpulan atau gugusan beberapa gunung. Pegunungan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu berikut ini.
  1. Pegunungan rendah, memiliki ketinggian antara 500 –1.500 meter di atas permukaan laut.
  2. Pegunungan tinggi, memiliki ketinggian lebih dari 1.500 meter di atas permukaan laut.
Itulah penjelasan singkat mengenai relief daratan bumi yang berupa dataran, bukit atau perbukitan, gunung, dan pegunungan yang kami kutip dari sumber yang tertera diatas. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan dapat pula menambah pengetahuan kita mengenai bentuk daratan bumi yang kita huni saat ini.


Like, Share, dan Subscribe yah teman. :)


Sumber pustaka : IPS Untuk SMP dan MTS kelas VII/ Budi Sanjaya, Farida Sarimaya, Iyus Andi Nugraha, Nanang Sukandar, Nian Tresnawati, Yeti Royeti ; editor, Dimas Handi Hijrah Saputra.—Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Materi Lainnya:

Pengertian Nglaju (Komuter) Penduduk



Pengertian Nglaju (Komuter) Penduduk [image by ml.scribd.com],

Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu tempat atau wilayah satu ketempat atau wilayah yang lainnya, migrasi dapat dibedakan menjadi dua pola yaitu pola migrasi permanen dan pola migrasi nonpermanen. Nglaju atau komuter penduduk termasuk kedalam pola migrasi non permanen karena perpindahannya hanya dilakukan dalam satu hari.


Nglaju (bahasa Jawa) adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dan kembali ke tempat asal pada hari yang sama. Oleh karena itu, nglaju disebut juga migrasi penduduk harian.Tujuan penduduk melakukan nglaju, antara lain untuk bekerja, sekolah, dan berdagang.

Alasan penduduk melakukan nglaju seperti banyak terjadi di kota-kota besar karena biaya hidup di kota mahal sehingga penduduk tinggal di luar kota dan untuk membangun rumah di kota sangat mahal, sedangkan di luar kota lebih murah. Oleh karena itu, setiap hari penduduk bergerak ke pusat kota pada pagi hari dan sore hari bergerak kembali ke luar pusat kota.

Sumber pustaka : IPS Untuk SMP/MTs kelas VIII/ Rogers Pakpahan, Losina Purnastuti, Aman, Ignatius Kingkin T. ; editor, Arna Asna Annisa, Ika Setyarini, Indah Mayasari P., Nur Fidiyati.—Jakarta : Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.

Materi Lainnya:

Fungsi Jaringan Floem (Pembuluh Tapis) Pada Tanaman | simpleNEWS05



Fungsi Jaringan Floem (Pembuluh Tapis) Pada Tanaman (pembuluh tapis) [image by www.ebiologi.com],
Selain Xilem (Pembuluh Kayu), jaringan pengangkut pada tanaman yang satunya lagi ialah jaringan Floem (Pembuluh Tapis), kedua jaringan ini berada pada sistem transportasi pada tanaman. Jaringan Floem (Pembuluh Tapis) berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Floem terdiri atas buluh tapis, sel pengiring, parenkim, dan serabut floem (sklereid).

Sel-sel buluh tapis pada floem merupakan sel-sel yang berbentuk tabung, bagian ujungnya berlubanglubang. Tabung buluh tapis ini akan membentuk saluran yang saling berhubungan satu sama lain dari pangkal hingga ke ujung tumbuhan. Saluran-saluran pembuluh ini berdekatan dengan sel-sel pengiring.
Baca juga informasi lainnya yang berhubungan dengan Lingkungan dibawah ini:
Bentuk sel pengiring adalah silinder. Ukuran sel-selnya lebih besar dibandingkan dengan sel-sel penyusun buluh tapis. Sel-sel pengiring juga mengandung plasma yang pekat. Sel-sel yang menyusun serabut floem bentuknya panjang dengan keadaan ujung-ujung saling berimpitan. Keadaan dinding selnya tebal dan berperan sebagai penguat jaringan floem.

Jaringan parenkim floem tersusun atas sel-sel yang hidup dan memiliki dinding primer yang memiliki lubang-lubang kecil bagian tersebut disebut noktah halaman. Sel-sel jaringan parenkim floem ini tempat menyimpan zat tepung, damar, dan kristalkristal pada tumbuhan.


Sumber pustaka : Biologi, untuk SMA dan MA Kelas XI/ disusun oleh Suaha Bakhtiar. — Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011.

Materi Lainnya:

Fungsi Jaringan Xilem (Pembuluh Kayu) Pada Tanaman | simpleNEWS05



Fungsi Jaringan Xilem (Pembuluh Kayu) Pada Tanaman [image by www.ebiologi.com],
Jaringan Xilem merupakan satu dari dua jaringan pengangkut yang ada pada tanaman, Xilem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun. Xilem ini terdiri atas sel-sel trakea, trakeid, serabut xilem, dan sel-sel jaringan parenkim xilem.

Trakea yang mempunyai nama lain elemen pembuluh, merupakan bagian dari xilem yang tersusun atas sel-sel dan berbentuk tabung yang paling berhubungan pada ujung-ujungnya. Di bagian dinding ujung sel trakea mengalami reduksi dan berubah menjadi lubang-lubang preforasi.
Baca juga informasi lainnya yang berhubungan dengan Lingkungan dibawah ini:
Berbeda dengan trakea, bentuk sel trakeid adalah lancip dan panjang dengan keadaan dinding sel yang berlubang-lubang. Lubang-lubang inilah yang kita kenal sebagai noktah. Keadaan dinding sel xilem tebal, penebalan ini disebabkan oleh kandungan zat lignin (zat kayu) yang membentuknya.

Pembentuk jaringan xilem yang lain adalah serabut xilem. Serabut xilem tersusun oleh sel-sel yang panjang dengan ujung yang meruncing. Keadaan dinding sel serabut xilem tebal dan memiliki noktah yang lebih sempit jika dibandingkan dengan noktah pada trakeid. Sel-sel jaringan parenkim pada xilem berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.


Sumber pustaka : Biologi, untuk SMA dan MA Kelas XI/ disusun oleh Suaha Bakhtiar. — Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011.

Materi Lainnya:

Pengertian Sendi Pelana dan Sendi Putar



Sendi gerak atau diartosis dibedakan menjadi empat macam sendi, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi pelana, dan sendi putar. Pada postingan sebelumnya kita telah membahas tentang sendi engsel dan sendi peluru, pada postingan kali ini kita akan membahas tentang sendi pelana dan sendi putar. Tetapi terlebih dahulu kita akan melihat bagaimana proses terbentuknya sendi.


Proses terbentuknya sendi diawali dengan membengkaknya kartilago. Lalu kedua ujung kartilago itu diliputi jaringan ikat. Selanjutnya, kedua ujung kartilago itu membentuk sel-sel tulang dan keduanya diselubungi oleh selaput sendi yang disebut sinovial. Membran sinovial ini keadaannya liat dan dapat menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut minyak sinovial.

Secara fungsional sendi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu Sendi mati (sinartrosis), Sendi kaku (amfiartrosis), dan Sendi gerak ( diartrosis). Sendi gerak disebut juga diartosis. Sendi gerak adalah persendian yang memungkinkan dua tulang ebrgerak leluasa. Persendian ini ditopang oleh ligamen yang mengikat tulang agar dapat bergerak bebas.

Masing-masing ujung tulang yang saling bersambung dilapisi oleh tulang rawan.Contoh: hubungan antara tulang gelang bahu dengan tulang lengan atas, hubungan antara tulang jari-jari tangan dan kaki, hubungan antara tulang paha dengan tulang kering, dan lain-lain.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa, sendi gerak pada manusia terdiri dari empat macam, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi pelana, dan sendi putar. Nah, apa pengertian dari sendi pelana dan sendi putar? Sendi pelana, yaitu persendian di mana tulang yang satu dapat bergerak kedua arah, misalnya ke depan ke belakang atau ke kiri kanan. Misalnya antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan.

Sedangkan Sendi putar adalah hubungan antara tulang-tulang di mana yang satu dapat berputar mengitari tulang yang lain. Seperti pada hubungan tulang atlas dan tulang pemutar pada leher, sehingga kepala kita dapat berputar ke kiri dan ke kanan. Contoh: hubungan antara tulang hasta dengan pengumpil, sehingga dapat menggerakkan telapak tangan menelungkup atau menengadah.


Materi Lainnya:

Piramida Penduduk Menurut Komposisi Penduduk Tua (Konstruktif)



Piramida Penduduk Menurut Komposisi Penduduk Tua (Konstruktif)

Kali ini kita akan membahas tentang jenis piramida penduduk yang terakhir yaitu piramida penduduk menurut komposisi penduduk tua (konstruktif), dimana sebelumnya kita telah membahas dua dua jenis piramida penduduk lainnya yaitu piramida penduduk muda (Ekspansif) dan piramida penduduk dewasa (Stasioner).


Piramida penduduk digunakan untuk menggambarkan suuatu perkembangan sebuah penduduk pada suatu wilayah (region) dan pada saat tertentu. Biasanya penggolongan penduduk yang dijadikan piramida penduduk ini berdasarkan dari umur dan jenis kelamin.Piramida penduduk pada umumnya disajikan dalam bentuk grafik batang yang menggambarkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap kelompok usia tertentu.

Seperti yang telah kita singgung pada awal tadi bawah piramida penduduk dibedakan dan diklasifikasikan menjadi tiga jenis, antara lain piramida  penduduk dewasa (Stasioner), piramida penduduk muda (Ekspansif), dan piramida penduduk tua (Konstruktif). Apa itu piramida penduduk tua (konstruktif) dan bagaimana bentuknya?

Piramida penduduk tua (konstruktif) merupakan sebuah grafik yang menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat daripada angka kematian. Bila hal ini terjadi terus-menerus, akan menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk daerah/ negara yang bersangkutan. Jika dilihat piramida penduduk muda ini muncul dengan bentuk piramida penduduk menyerupai guci terbalik. Bentuk selengkapnya dari piramida penduduk muda dapat dilihat pada gambar diatas.

Adapun ciri-ciri dari Piramida penduduk muda (ekspansif) ialah Jumlah penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat kecil, Jumlah penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa, Angka kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian, Pertumbuhan penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian mencapai tingkat negatif, dan Jumlah penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.


Materi Lainnya: